ANRI Gelar Peringatan ke-63 Tahun Pidato Soekarno di PBB yang Kini Diakui Dunia

ANRI Gelar Peringatan ke-63 Tahun Pidato Soekarno di PBB yang Kini Diakui Dunia
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta, Sabtu (30/9). Foto: DPP PDIP

Sepanjang Bung Karno berpidato, lanjut dia, tepuk tangan bergemuruh. Bahkan di akhir pidato, seluruh hadirin memberikan tepuk tangan panjang sambal berdiri.

"Sang pemimpin sidang pun mempersilakan Bung Karno turun dari podium, dan memberikan waktu kepada Perdana Menteri India Nehru untuk menyampaikan statement.

Dalam awal pernyataannya, Nehru mengatakan tentang draf resolusi PBB di dalam dokumen A/4522, yang substansinya telah dipaparkan dan diuraikan oleh Bung Karno. Draf resolusi tersebut diinisiasi/disponsori oleh Ghana, India, Indonesia, Mesir dan Yugoslavia," lanjutnya.

Pernyataan Nehru itu menggambarkan Bung Karno diakui sebagai pemimpin dan juru bicara para tokoh besar tersebut. Merekalah dikenal kemudian pendiri Gerakan Non-Blok.

"Arsip pidato Bung Karno di PBB tersebut, 63 tahun kemudian, tepatnya pada 24 Mei 2023 diakui sebagai Memory of the World UNESCO," kata Imam.

Dalam pidato Bung Karno diungkapkan secara jelas dan rinci tentang Pancasila sebagai ideologi yang mampu mengatasi kebuntuan ideologi barat (kapitalisme dan materialisme) dan ideologi timur (sosialisme dan komunisme).

"Pancasila ditawarkan menjadi instrumen geopolitik yang menyatukan dunia, berasal dari bumi Nusantara," ujarnya.

Seusai Plt ANRI, Hasto, yang juga dikenal sebagai doktor di bidang geopolitik itu, menyampaikan paparannya dan harapannya atas pidato Bung Karno itu bagi bangsa Indonesia termasuk bagi kalangan muda mahasiswa yang ikut menjadi peserta di peringatan tersebut. (Tan/JPNN)


Pernyataan Nehru itu menggambarkan Bung Karno diakui sebagai pemimpin dan juru bicara para tokoh besar tersebut.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News