Antara Soekarno, Nasionalisme, dan Asian Games 2018

Antara Soekarno, Nasionalisme, dan Asian Games 2018
Komarudin Watubun. Foto: Charlie Lopulua/Indopos/JPNN

Alumnus ITB Bandung dan insinyur asal Uni Soviet membangun Stadion GBK. Pada 21 Juli 1962, Soekarno membuka Stadion GBK.

Gedung plaza dengan satu eskalator Sarinah dibangun di Jalan Thamrin (Jakarta) dan Hotel Indonesia juga dibangun oleh Soekarno.

Jalur bypass dari Tangjung Priok ke Cililitan dibangun. Kota Jakarta menjadi modern (Anthony Paul, 2004).

Hotel-hotel, plaza, stadion, seluruh infrastruktur dan arsitektur kota mewujudkan nation building! Itulah (Presiden) Soekarno!

Pada 24 Agustus 1962, Soekarno membuka Asian Games di Jakarta.

Himne Asian Games hasil gubahan Ramadhan K.H. dilantunkan pada acara itu dengan spirit nasionalisme negara Indonesia dan suatu struggle full for fairness.

Atlet 16 negara bersaing pada 17 jenis cabang olahraga. Pemerintah RI menerapkan strategi talent identification.

Hasilnya, terjaring 419 atlet dari 20 provinsi Indonesia yang dilatih oleh 14 pelatih asing (8 dari Uni Soviet dan Eropa Timur) untuk 14 cabang olahraga.

Asian Games 2018 dibuka mirip Olimpiade 2012. Ratu Elizabeth II dan bintang film James Bond seolah-olah terjun ke arena Stadion Olimpiade di London, Inggris.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News