Antre Kamar RS Sampai Meninggal

Inspektorat Bentuk Tim Pencari Fakta Kasus RSUD dr Soetomo

Antre Kamar RS Sampai Meninggal
Antre Kamar RS Sampai Meninggal

Nah, kejadian tersebut membuat Tining semakin penasaran. Hingga suatu ketika pada percobaan berikutnya, dia menemukan kecurigaan. "Pada upaya yang terakhir, ketika saya menanyakan kamar, si petugas malah bilang, kalau saya bisa menyiapkan uang Rp 7 juta, suami saya dapat kamar dan segera mendapat perawatan," ujar ibu empat anak itu.

Sontak saja, perkataan tersebut membuat Tining terdiam. Sebagai orang yang sehari-hari bekerja sebagai penjual rujak manis, dia merasa aneh dengan perkataan itu dan akhirnya memilih untuk tidak mau meneruskan lagi.

"Ya buat apa saya terusin, lah wong suami saya sudah meninggal. Cuma saya mbatin, ternyata selama ini yang bikin lama hanya masalah duit. Lagian kalau bapak masih ada, ya saya juga nggak punya duit segitu," jelasnya.

Inspektorat Bertindak

Setelah berhasil menggandeng KPK lagi terkait dengan kasus dugaan suap antrean di kamar terima bedah (KTB) RSUD dr Soetomo, hari ini Inspektorat Jatim resmi membentuk tim pencari fakta di lapangan. Kepala Inspektorat Jatim Bambang Sadono menjelaskan, tindak lanjut tersebut dilakukan setelah mendapat instruksi dari Gubernur Jatim Soekarwo pada Selasa (23/7) untuk mencari fakta praktik suap antrean tersebut.

Dia menyatakan bahwa tim terdiri atas tiga pegawai di lingkungan Inspektorat Jatim. Mulai kemarin (24/7) tim itu resmi bertugas untuk mencari fakta.

Bambang menegaskan, tim tersebut nanti terjun ke RSUD dr Soetomo untuk menelusuri temuan dari media terkait dengan beberapa pasien yang menderita karena ketidakjelasan antrean di KTB. Pada praktiknya nanti, tim menelusuri nama-nama pasien yang muncul dan ditulis di media.

Langkah itu, menurut dia, adalah langkah awal sebelum Inspektorat Jatim menggandeng KPK lagi. Sebab, bila belum terbukti dan melacak nama-nama pasien yang muncul di media, pihaknya belum bisa meminta KPK untuk mengusut ulang.

SURABAYA - Kasus jual beli kamar yang mulai terungkap akhir-akhir ini membuat sejumlah pasien yang pernah mendapat pengalaman buruk angkat bicara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News