Aplikasi Penerjemah Tangis Bayi, Akurasi Nyaris 100 Persen

Aplikasi Penerjemah Tangis Bayi, Akurasi Nyaris 100 Persen
Dosen IPB Medhanita Dewi Renanti menunjukkan aplikasi penerjemah tangis bayi. Foto: Fikri Habibullah/Radar Bogor/JPNN.com

Medha menuturkan, ide awal pembuatan aplikasi ini keluar di pengujung 2010. Ketika itu dia sedang mengandung enam bulan anak pertamanya. Kala itu bersama suaminya, Soni Trison, Medha mengikuti seminar tentang anak-anak dan bayi yang diselenggarakan kampus IPB. Dia sangat terkesan dengan narasumber dr Adhiatma Gunawan yang menerangkan topik secara detail dan gamblang.

Adhiatma mengatakan, sejatinya suara bayi berumur 0-3 bulan mengandung arti. Ada pesan yang ingin disampaikan si jabang bayi. Metode itu biasa dikenal dengan istilah dunstan baby language (DBL). Ada lima bahasa bayi versi DBL.

Yaitu, "neh" berarti lapar, "owh" berarti lelah dan mulai mengantuk, "eh" berarti ingin bersendawa, "eairh" berarti nyeri (ada angin) di perut, serta "heh" berarti tidak nyaman (bisa karena popok basah, udara terlalu panas atau dingin, maupun hal lain).

"Kondisi itu sama, berlaku universal untuk bayi di mana saja. Apakah itu bayi Indonesia, Arab, Amerika Serikat, atau Tiongkok," jelasnya

Berbekal ilmu komputer yang diperoleh saat kuliah, Medha lantas tertarik untuk mengaplikasikan teori kedokteran tersebut dalam program komputer. Kebetulan saat itu dia sedang menyusun tesis S-2 di bidang ilmu komunikasi.

Setelah fondasinya terbangun, Medha mengumpulkan ratusan suara bayi sebagai data latih yang nanti ditimbun sebagai database di aplikasinya. Seluruh suara bayi untuk data latih itu terbagi rata untuk lima jenis bahasa bayi tersebut.

Setelah data dipotong-potong dan melalui pemrograman, dia akhirnya mendapatkan codebook untuk tiap-tiap jenis tangis bayi. Setelah data-data suara tersebut terkumpul rapi, Medha mengujinya. Hasilnya, tingkat akurasi aplikasi penerjemah tangis bayi karyanya nyaris 100 persen.

“Akurasinya 94 persen. Sudah mendekatki 100 persen. Insya Allah akan kita kembangkan lagi menjadi lebih baik. Kekurangan lainnya kadang kalau ada suara noise, jadi kurang akurasi,” jelas wanita yang juga Dosen Sekolah Vokasi IPB itu.

Aplikasi Madsaz untuk menerjemahkan tangisan bayi, merupakan karya Dosen IPB Medhanita Dewi Renanti.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News