Asesmen Nasional Bukan Penentu Kelulusan, Untuk Apa Ikut Bimbel AN?
Inilah yang P2G khawatirkan atas pelaksanaan AN nanti Maret 2021.
UN, kata Satriwan, dulu itu menjadi beban siswa, guru, dan ortu karena model-model bisnis pendidikan seperti di atas. Jualan janji lulus AN/UN untuk bisnis pendidikan.
"Bahaya jika (kebijakan) pendidikan dibisniskan seperti ini. Praktik-praktik seperti ini menjadi faktor yang membuat pendidikan kita makin buruk, makin terjatuh," tegasnya.
Siswa hanya dijadikan sebagai objek ujian. Orientasi pendidikan hanya kepada pengetahuan an sich.
Bagaimana cara agar siswa lulus ujian Asesmen Nasional dengan menjual praktik atau cara-cara pintas menjawab soal.
Karakter makin dipinggirkan. Penguatan nilai-nilai karakter bukan lagi prioritas sekolah.
Prioritas sekolah lebih dominan pada bagaimana caranya agar sekolah mendapatkan nilai AN (dulu UN) yang tinggi. Sebab akan menjadi prestise sekolah sampai kepala daerah.
"Lagi-lagi siswa terbebani secara psikologis, bahkan dari segi ekonomis. Sebab ikut Program Bimbel lulus AN pastinya berbayar, yang harganya tidaklah murah," tandasnya. (esy/jpnn)
P2G menemukan praktik bimbel dengan janji lulus asesmen nasional 2021, persis seperti saat masih jadi Ujian Nasional.
- Baru 26 Pemda Cairkan TPG, Dirjen Nunuk Turun Tangan, Instruksinya Tegas
- 5 Berita Terpopuler: Info Terbaru soal Kontrak Kerja PPPK, Honorer Perlu Tahu, jadi Ada Solusi Bagi yang Gagal
- P1 dan Guru PPPK Ingat Almarhum Amri, Naik Mobil Patwal, Beri Sangu
- Yandri Susanto: Indonesia Butuh Generasi Penerus yang Andal
- Nadiem Makarim Sebut Kurikulum Merdeka Dibutuhkan Sekolah yang Tertinggal, Guru Diberi Kebebasan
- Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024 Dibuka, Peluang Besar untuk Guru dan Dosen