Australia dan Indonesia Berkolaborasi Temukan Solusi Penyediaan Listrik

Australia dan Indonesia Berkolaborasi Temukan Solusi Penyediaan Listrik
Australia dan Indonesia Berkolaborasi Temukan Solusi Penyediaan Listrik

Keduanya berserta antropolog Dr Max Richter sedang berada sebuah kawasan terpencil di propinsi Kalimantan Barat.

Dr Ariel Liebman dan Dr Max Richter, keduanya berasal dari Monash University, dan Dr Ariel pernah melakukan penelitian bertahun-tahun bersama mahasiswanya di kawasan terpencil di Kalimantan Barat.

Lokasi lainnya adalah kawasan pedesaan di Pulau Kei Besar. Pulau ini terletak diantara Darwin, Kawasan Australia Utara dan Propinsi Papua Barat.

Untuk bisa mencapai pulau ini, dibutuhkan penerbangan dari Ambon yang dilanjutkan dengan perjalanan laut selama tiga sampai empat jam.

"Masalah di sana lebih rumit, bukan karena tidak ada listrik sama sekali," ujar Dr Max, yang juga Wakil Direktur Monash Asia Institute. "Jaringan, tiang, kabel, bahkan sel surya fotovoltaik telah ada. Tapi entah kenapa, sudah berkali-kali mengalami kegagalan. Akibatnya pasokan listrik tidak terjamin."

Dr Max juga mencoba mengamati aspek sosial, budaya, dan ekonomi, setelah adanya listrik di kawasan-kawasan terpencil.

"Jika sebuah desa menerima mesin penggiling jagung, apakah mesin ini akan mengubah sifat interaksi sosial? Siapa yang menjadi pemilik mesin? Siapa yang membayar listrik? Siapa yang bertanggung jawab jika mesin tidak beroperasi?" ujarnya.

Sejauh ini proyek kolaborasi peneliti kedua negara sudah mengumpulkan informasi latar belakang. Dengan bantuan AIC, dua mahasiswa S2 dari Dr Pujo dan Max di Monash University pun telah menghabiskan empat bulan tinggal di lokasi terpencil di Indonesia untuk mempelajari masalah-masalah yang akan diteliti.

Sekelompok ilmuwan dari Australia dan Indonesia sedang mencoba memahami peluang dan tantangan penyediaan listrik di daerah-daerah terpencil di kedua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News