Awalnya Diejek Rombeng, Kini Gaet Ribuan Nasabah

Awalnya Diejek Rombeng, Kini Gaet Ribuan Nasabah
KREASI SAMPAH: Zamzami menunjukkan pupuk daun hasil karyanya. Foto: Angger Bondan/Jawa Pos

Dalam menjalankan BSS, Zamzami dibantu empat temannya. Mereka adalah Pipit Rizki Kurniasari, Titin Humairoh, Diyah Purnama Sari, dan Singgih Robiul Fajar.

Mahasiswa jurusan ekonomi syariah semester 7 itu menargetkan bisa mendapatkan 1.600 nasabah dalam waktu dekat ini. Dalam jangka panjang, Zamzami bercita-bercita menjadikan UINSA sebagai eco-campus.

Untuk mewujudkan mimpinya itu, Zamzami berjanji pada dirinya sendiri tidak akan meninggalkan BSS jika UINSA belum bersih. ”Meskipun sudah lulus, saya tidak ingin meninggalkan BSS kalau UIN belum bersih,” tegasnya.

Salah seorang mahasiswa UINSA, Ahmad Rosul, mengungkapkan bahwa program BSS bisa menambah kreativitas mahasiswa. Program tersebut, kata Ahmad, menjadi solusi lingkungan kampus.

Ahmad juga menuturkan bahwa dirinya sangat mendukung program BSS dalam mewujudkan kampus yang bersih. Sebab, dengan adanya BSS, mahasiswa akan berupaya menabung sampah-sampah tersebut ke BSS.

”Ide BSS itu menurut saya ide brilian. Jadi, nggak ada alasan untuk tidak mendukung. Apalagi BSS hadir di lingkungan kampus yang memang punya masalah dengan lingkungan,” beber Ahmad saat diwawancarai kemarin (3/8).

Tak heran, Ahmad dan kawan-kawan rajin mengumpulkan sampah. Bagi dia, lebih baik menyetorkan sampah itu ke BSS. Sebab, sampah pun bisa menjadi uang. (*/c7/dos)

 


ANGGAPAN bahwa sampah merupakan barang yang tidak berguna masih melekat di masyarakat. Zamzami Umanansyah berusaha mengubah mindset tersebut. Bagi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News