Ayolah, Mulai Tinggalkan Kantong Plastik

Ayolah, Mulai Tinggalkan Kantong Plastik
Kantong plastik. Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, MANADO - Sampah plastik kini menjadi momok yang menakutkan bagi Provinsi Sulawesi Utara. Karena selain tidak bisa diurai secara alami, sampah plastik juga menjadi penyebab utama matinya makhluk hidup di sekitarnya.

Data yang dihimpun Manado Post (Jawa Pos Group) dari enam kabupaten/kota di tanah Nyiur Melambai, produksi sampah plastik berdasarkan perhitungan Dinas Lingkungan Hidup enam daerah ini, per harinya menyentuh angka 46.215,1 kilogram.

Sementara untuk 9 daerah lain, belum melakukan perhitungan khusus produksi sampah plastik tersebut.

Persoalan ini mendapat perhatian dari pemerhati lingkungan. Salah satunya Deonisya Ruthy. Menurutnya, untuk menekan produksi sampah plastik perlu adanya sosialisasi guna memberi pemahaman bagi masyarakat, terkait sampah plastik yang sulit terurai di alam.

Dia pun mengimbau agar masyarakat bisa memulai mengurangi menggunakan pembungkus makanan atau tas belanja berbahan plastik.

“Sebaiknya gunakan tas anyaman atau kain yang memiliki usia pemakaian lebih panjang,” tutur Ruthy, istri dari Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol Bambang Waskito.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sulut Marley Gumalag mengatakan, tidak semua kabupaten/kota bisa mengukur berapa jumlah produksi setiap harinya.

“Ya memang khusus untuk TPA Regional Mamitarang yaitu Manado, Minahasa, Minahasa Utara dan Bitung produksi sampah sesuai data kita mencapai 500 ton per harinya. Kalau secara umum kita belum lakukan pengukuran berapa banyak produksinya, baik plastik ataupun sampah lainnya,” tandas Gumalag belum lama ini.

Keberadaan sampah plastik, sebagai limbah yang sulit didaur ulang, sudah sangat mengkhawatirkan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News