Backpacker di Australia Dilempari Batu, Disuruh Pulang ke Negara Asal

Namun pemilik hostel Bronnie Allen di Loxton mengatakan hostelnya menerapkan aturan dengan ketat. Ia juga berpendapat kehadiran 'backpacker' sangat penting bagi industri pertanian Australia.
"Tanpa kehadiran para backpacker, para petani tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaan mereka." katanya.
Kehilangan pekerjaan ditambah dengan harga tiket pesawat yang mahal membuat 'backpacker' seperti Darren Stewart tidak bisa kembali ke Skotlandia.
"Kami terjebak di sini, dan mendengar orang mengatakan go home terasa lebih menyakitkan karena kami tidak bisa melakukannya sekarang ini."
Kristina Welters pun berpendapat sama, menurutnya kembali ke Jerman sekarang adalah tindakan yang berisiko.
"Saya takut karena saya bisa membawa virus ini ke rumah. Saya tidak mau membuat keluarga saya tertular."
"Ini yang membuat saya kesal, orang-orang di sini mungkin tidak berpikir juga mengenai situasi yang kami hadapi."

Sejumlah backpacker di beberapa kawasan di Australia mulai kehilangan pekerjaan, bahkan sebagian 'diusir' oleh warga setempat
- Macron Tegaskan Tak Ada Tempat untuk Kebencian dan Rasisme di Prancis
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Hasil Babak Grup Piala Asia U-17 2025: Indonesia dan Uzbekistan Digdaya, Australia Apes
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan