Bagaimana Nasib 15 BUMN yang Kini Sedang 'Sakit'?

Bagaimana Nasib 15 BUMN yang Kini Sedang 'Sakit'?
Ilustrasi Gedung Kementerian BUMN. Foto: Ricardo/JPNN

Yadi menilai, percepatan ini dibutuhkan. Hal ini mengingat PPA perlu menyiapkan diri untuk pekerjaan yang lain.

"Saya bilang harusnya ada percepatan karena PPA perlu perlu menyiapkan diri kembali, karena kan masih banyak PR BUMN-BUMN yang lain, masih banyak yang belum selesai," tutur Yadi.

Adapun 15 BUMN yang menjadi pasien PPA yakni: PT Barata Indonesia (Persero), PT Boma Bisma Indra (Persero), PT Industri Kapal Indonesia (Persero), PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero), PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero), PT Djakarta Lloyd (Persero).

Kemudian PT Varuna Tirta Prakasya (Persero), PT Persero Batam, PT Inti (Persero), Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI), PT Indah Karya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), PT Semen Kupang (Persero), PT Primissima (Persero), PT PANN Pembiayaan Maritim.(chi/jpnn)

PPA merupakan anak usaha dari Danareksa. Desember 2023 lalu, PPA melakukan pengelolaan terhadap 22 BUMN.


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News