Bakamla Membeber Situasi di Laut Natuna Utara, Persiapkan Strategi

Bakamla Membeber Situasi di Laut Natuna Utara, Persiapkan Strategi
Ilustrasi- Prajurit KRI Clurit-641 dan KRI Kujang-642 menembakkan rudal C-705 di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (8/4). Foto: Dispenal

jpnn.com, BATAM - Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) menyampaikan informasi mengenai kondisi terkini di perairan Natuna, Kepulauan Riau.

Kepala Bagian Humas dan Protokol Bakamla RI Kolonel Bakamla Wisnu Pramandita menjelaskan di perairan Laut Natuna Utara memang terdapat banyak kapal asing.

Hal itu menurut dia karena wilayah tersebut merupakan pintu masuk dari dan keluar lalu lintas kapal yang melalui Selat Sunda dan Selat Malaka.

Wisnu Pramandita juga menerangkan soal kata 'ribuan' kapal yang disampaikan Sestama Bakamla Laksda TNI S Irawan.

Menurut dia, kata itu bermakna umum, tidak dalam waktu yang berdekatan dan juga mencakup Laut China Selatan (LCS).

"Laut Natuna Utara berbatasan langsung dengan Laut China Selatan," kata Wisnu dalam keterangan tertulis yang diterima di Batam, Kepri, Sabtu (18/9).

Dia menerangkan Bakamla sudah menyodorkan rekomendasi kebijakan dan strategi ke Kemenko Polhukam guna menghadapi situasi di perbatasan termasuk di LCS.

Berdasarkan rekomendasi itu, untuk menghadapi situasi di perbatasan diperlukan tidak saja kehadiran aparat, tetapi juga pelaku ekonomi termasuk nelayan dan kegiatan eksplorasi ESDM serta penelitian.

Bakamla RI membeberkan kondisi terkini di perairan Natuna, Kepulauan Riau pasca heboh pemberitaan soal banyaknya kapal asing di wilayah perbatas itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News