Bali Berduka, Pak Muhadjir: Situasi Darurat

Bali Berduka, Pak Muhadjir: Situasi Darurat
Menko PMK Muhadjir Effendy Simbolon meninjau lokasi bencana gempa Bali. Foto Humas Kemenko PMK

"Saya juga sudah minta Pak Deputi 2 (Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana) Letjen Sudirman untuk menangani dan berkoordinasi bersama BNPB dan BPBD. Pokoknya saya minta semua dicek. Kedaruratan ini harus selesai dengan baik," tuturnya.

Diketahui kondisi yang timbul pascagempa bumi di Bali cukup memprihatinkan. Jumlah korban jiwa terdampak yaitu tiga orang meninggal dunia, delapan orang luka berat, 74 luka ringan, dan lima KK atau 19 jiwa mengungsi.

Selain itu, tiga desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, terisolasi akibat satu-satunya jalur darat yang menghubungkan wilayah mereka menuju Kota Bangli tertimbun material longsor.

Desa yang terisolasi tersebut adalah Desa Trunyan, Desa Abangsongan dan Desa Abang Batudinding. Secara keseluruhan, tiga desa tersebut dihuni oleh 503 KK.

Mantan mendikbud itu menerangkan saat ini pemerintah pusat dan daerah telah menyalurkan ragam bantuan untuk warga yang terisolasi melalui jalur danau. Mulai dari bantuan pangan sembako, pakaian, selimut, alat kebersihan.

Pemerintah pusat juga telah menyalurkan Dana Siap Pakai (DSP) yang digunakan untuk kebutuhan penanganan pascagempa masing-masing sebesar Rp 250 juta untuk Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem.

Selain itu, Menko PMK memberi perhatian khusus pada perempuan dan anak-anak. Dia meminta kebutuhan khusus untuk perempuan dan bayi juga dapat dipenuhi dengan baik.

"Saya minta supply kebutuhan anak misalnya pampers, susu formula, karena tadi ada anak kecil. Kemudian kebutuhan untuk ibu-ibu dan perempuan juga harus disiapkan. Biasanya itu dianggap remeh, padahal itu justru yang penting," paparnya.

Menko Muhadjir mengeluarkan instruksi terkait bencana gempa Bali yang menelan korban jiwa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News