Bamsoet Minta BSSN Harus Maksimal Meningkatkan Keamanan Siber Nasional

Peretasan dengan metode web defacement marak terjadi pada Januari hingga Oktober 2021.
''Paling banyak menerima serangan adalah sektor pendidikan tinggi, yakni 36,66 persen, situs milik swasta 25,84 persen, situs pemerintah daerah 17,57 persen, dan situs pemerintah pusat 9,2 persen,'' ucap ketua umum IMI itu.
Dari hasil identifikasi, BSSN mencatat ada beberapa penyebab. Misalnya, kerentanan pada aplikasi generik. Selain itu, institusi tidak memiliki perimeter keamanan maupun visibilitas yang memadai.
Kalau penyebabnya sudah teridentifikasi, tindakan selanjutnya yang diperlukan adalah mengupayakan perbaikan agar data-data penting dan strategis bisa terlindungi.
Karena itu, BSSN diharapkan memberikan rekomendasi kepada semua institusi pemerintah tentang strategi meminimalkan serangan siber.
''Walaupun tidak mudah karena perubahan TIK yang begitu cepat, keamanan siber nasional harus terus diupayakan,'' ujarnya.
Efektivitas keamanan siber membangun kredibilitas negara. Semua pihak ingat bahwa tidak sedikit masyarakat yang mengeluh karena maraknya kejahatan terhadap data pribadi akibat peretasan.
Memang, pada aspek keamanan siber, Indonesia sudah mencatat kemajuan yang layak diapresiasi.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta BSSN mewujudkan efektivitas keamanan siber nasional secara maksimal
- Sahroni Puji Keberhasilan Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri Tingkatkan Hasil Panen Jagung
- Soal Usulan Pemakzulan Gibran, Bung Komar Dorong MPR Bikin Tim Kajian
- Dedi Mulyadi Ungkap Kriteria Pelajar yang Dikirim ke Barak TNI
- Pabrik BYD Belum Beroperasi Secara Aktif, Tetapi Sudah Diganggu Ormas
- PPATK Apresiasi Kinerja Pemerintah dan Polri dalam Penindakan Judi Online
- Keberadaan Kasat Reskrim Iptu Tomi yang Hilang saat Memburu KKB pada 2024 Masih Misteri