Bangkitkan Lahan Kritis, BRI Menanam Grow & Green Salurkan Bantuan Tanaman Produktif

Bangkitkan Lahan Kritis, BRI Menanam Grow & Green Salurkan Bantuan Tanaman Produktif
BRI kembali mengambil inisiatif dalam melestarikan lingkungan lewat aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli melalui program BRI Menanam Grow & Green yang berkolaborasi dengan Yayasan Bakau Manfaat Universal dengan melakukan penanaman tanaman produktif. Foto: dok BRI

Sebelumnya, lahan yang dimiliki oleh kelompok tani ini dimanfaatkan untuk menanam jagung saja. 

Namun, mengingat potensi kerusakan yang disebabkan karena proses penanaman jagung yang rumit, akhirnya KTH Harapan Jaya memutuskan untuk melakukan sejumlah kegiatan dalam memulihkan lahan yang rusak dan beralih secara perlahan ke tanaman kopi yang lebih produktif.

“Saya bersyukur dan berterima kasih kepada pihak BRI karena telah membantu kelompok kami dalam penyediaan dana dan bantuan lainnya seperti bibit kopi. Dari awal, saya memang memiliki ketertarikan yang besar terhadap kopi, karena ragam potensi yang dimiliki. Mulai dari mengolahnya menjadi produk kopi berkualitas untuk dijual ke pasar hingga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang ada di sekitar desa,” tuturnya.

Ke depannya, Abdullah berharap bahwa tanaman kopi yang ditanamnya ini bisa semakin diperluas dan anggota tani serta masyarakat di sekitar bisa fokus sepenuhnya dengan pohon produktif tersebut.  

Di lain pihak, terdapat pula KTH Mappagangkae yang mendapatkan bantuan berupa bibit kopi (1.000 pcs) dan tanaman pala (1.500 pcs). 

Kelompok tani yang diketuai oleh Sanda ini, memiliki anggota sebanyak 36 orang.

Sanda menjelaskan bahwa sebelum digunakan, lahan seluas 5 (lima) hektare yang dimiliki oleh kelompok tani tersebut hanyalah hutan belantara yang tak terpakai dan dibiarkan begitu saja. 

Hingga, pada akhirnya kelompok tani Mappagangkae memutuskan untuk menanam kopi dan pala agar hasilnya nanti bisa membuat masyarakat menjadi lebih sejahtera.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat lahan kritis yang diakibatkan oleh berbagai faktor ini telah mencapai sekitar 14 juta hektare

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News