Bangun Museum Umrah agar Wisata Halal Banten Makin Bergairah

Bangun Museum Umrah agar Wisata Halal Banten Makin Bergairah
Para calon jemaah umrah sedang bermanasik. Foto: dokumen Jawa Pos

Dia meyakini museum itu akan menjadi daya tarik pariwisata di dalam negeri. “Sejauh ini belum ada tempat khusus yang memberi informasi mengenai berbagai hal tentang umroh, mulai dari sejarah umrah di Indonesia maupun hal menarik lainnya yang berkaitan dengan ibadah ke Tanah Suci,” tambahnya.

Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti menyebut potensi kunjungan wisata halal ke Banten tergolong tinggi dan bisa membidik pangsa pasar Timur Tengah yang masih terbuka lebar. Oleh sebab itu, sangat tepat jika di Banten ada Museum Umrah.

“Untuk menggaet pangsa pasar tersebut kami telah menyiapkan empat pilar pengembangan wisata halal. Pilar pertama yakni terkait kebijakan dan regulasi. Berbicara kedua hal tersebut tentu sangat berkaitan dengam pemerintah pusat dan daerah,” ucap Esthy yang didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Kemenpar Eddy Susilo.

Pilar kedua yaitu pemasaran. Menurut Esthy,  destinasi wisata harus melihat kebutuhan pasar.

Adapun pilar ketiga dan keempat terkait dengan pengembangan aneka atraksi dan akses transportasi. “Hal itu bertujuan supaya wisatawan merasa nyaman dan sesuai dengan tujuan wisata halal,” ujarnya.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, Indonesia telah berhasil naik satu peringkat dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2017 dari posisi ke tiga dari posisi empat. Ke depannya, dia meyakini Indonesia bisa melampaui Malaysia dan UEA yang kini di peringkat dua teratas.

Panduan industri wisata halal dunia seperti GMTI bisa jadi acuan Indonesia untuk membenahi wisata halal. “Semua PR wisata halal Indonesia termasuk infrastruktur, kebersihan dan higienitas, harus bisa dikuantifikasi sehingga arah perbaikannya jelas,” ujar Arief.(adv)


Kemenpar menganggap potensi kunjungan wisata halal ke Banten tergolong tinggi dan bisa membidik pangsa pasar Timur Tengah yang masih terbuka lebar.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News