Banjir Malang: Aduh, 120 Siswa Terancam Tak Terima Rapor

Banjir Malang: Aduh, 120 Siswa Terancam Tak Terima Rapor
Sejumlah dokumen milik SMPN 18 Malang terdampak banjir. Foto: Fisca Tanjung/JawaPos.com

jpnn.com, MALANG - SMPN 18 Malang menjadi salah satu lokasi terdampak banjir, Senin (10/12) kemarin. Sejumlah dokumen milik sekolah terendam air, termasuk rapor milik 120 siswa.

Selasa (11/12) pagi, sejumlah siswa SMPN 18 Malang terlihat bekerja bakti membersihkan sekolah. Mereka bahu-membahu mengeluarkan peralatan sekolah dari ruang kelas. Mulai dari bangku kelas, dokumen serta buku.

Selanjutnya, barang-barang diletakkan di lapangan sekolah agar terkena sinar matahari. Peralatan gamelan yang sebelumnya berada di aula juga diboyong keluar ruangan untuk dijemur.

Beberapa siswa lainnya beserta guru terlihat sibuk membersihkan ruang kelas di lantai bawah. Ya, sekolah yang berada di Jalan Soekarno Hatta Nomor A-394, Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang itu terdampak banjir yang melanda pada Senin (10/12) sore.

Guru Pendidikan Lingkungan Hidup SMPN 18 Malang Azis Gubaedi mengatakan, peristiwa terjadi sekitar pukul 14.30 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Untungnya saat itu kegiatan belajar mengajar sudah selesai dilakukan. "Kemarin sudah selesai belajar mengajar. Hanya ada class meeting. Tapi dokumen-dokumen tidak terselamatkan," ujar Azis kepada JawaPos.com.

Banjir masuk ke beberapa ruang sekolah di lantai satu. Antara lain ruang guru, ruang Tata Usaha (TU), ruang Kepala Sekolah, ruang inklusi, serta aula. Total ada sembilan ruang yang terdampak banjir.

Di ruang guru, ketinggian air mencapai 60 sentimeter. Sedangkan di aula, banjir mencapai satu meter. Beberapa dokumen pun terkena imbas karena banjir. "Ada rapor dari 4 kelas yang terdampak. Total ada sekitar 120 siswa yang bisa jadi tidak menerima rapor. Kalaupun keluar rapor, nanti tidak pakai map," tuturnya.

Setelah banjir, pihak sekolah langsung menguras air dan dibantu petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kota Malang hingga pukul 24.00 WIB. Banjir diakibatkan beberapa hal. Pertama, adanya penyempitan sungai yang ada di belakang sekolah.

Banjir masuk ke beberapa ruang sekolah di lantai satu. Antara lain ruang guru, ruang Tata Usaha (TU), ruang kepala sekolah, ruang inklusi, serta aula.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News