Banyak Jala Nelayan Indonesia Terdampar ke Pantai Utara Australia

Menurut Gunn, menegakkan aturan hukum secara lokal tidak akan seefektif jika bekerja sama dengan nelayan di Indonesia.
Gunn mengatakan, jala dan pukat yang terdampar itu kebanyakan dibuang oleh para nelayan Indonesia yang berburu udang dan jenis ikan lainnya di perairan Indonesia.
Dia mengatakan, langkah pemerintah Indonesia dewasa ini dalam memberantas ilegal fishing dan pukat harimau tentu saja akan membantu mengurangi sampah-peralatan penangkap ikan tersebut.
Meski demikian, Gunn mengatakan LSM-nya akan melakukan kerjasama dengan para nelayan asal Indonesia terkait masalah ini.
"Salah satu isunya adalah, para nelayan ini sebenarnya tidak selalu mendapatkan keuntungan, kondisinya tidak selalu baik," kata Gunn.
"Kami bisa membantu meningkatkan keuntungan mereka dan pelan-pelan menyadarkan mereka mengenai pentingnya menjaga dan merawat peralatan penangkapan ikan mereka," paparnya.
Menurut Gunn, salah satu yang diharapkan dari kerjasama ini adalah adanya sistem pelaporan bagi nelayan yang kehilangan jalanya sehingga bisa kembali dan mencarinya.
GhostNets Australia sejauh ini telah melaksanakan enam kali workshop dengan para nelayan di lokasi yang dikenal sebagai sumber pukat harimau.
Sebuah LSM bernama GhostNets Australia menyatakan selama satu dekade terakhir pihaknya mengoleksi jala dan pukat harimau yang sudah rusak di sepanjang
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan