Banyak Perusahaan Tambang dan Energi Kini Terancam Bangkrut

Menurut Jaime Caruana dari BIS, sebagian besar pinjaman itu dilakukan oleh perusahaan minyak milik negara dari negara seperti Rusia, Brasil dan China.
Professor Fariborz Moshirian dari University of New South Wales kepada ABC menjelaskan, jatuhnya harga minyak jelas memukul industri energi.
"Utang perusahaan minyak ini sangat mendasar sebab harga komoditas yang anjlok membuat mereka tidak dalam posisi mampu membayar utang mereka," kata Professor Moshirian.
Lembaga pemeringkat Standard & Poor's telah menurunkan ranking investasi perusahaan minyak dan gas dunia.
Kepala S&P's Asia Pasifik Terry Chan mengatakan, perusahaan tambang dan energi kini menghadapi kesulitan.
"Jatuhnya harga minyak mengejutkan para pemain kecil. Kebanyakan pemain kecil di AS misalnya, ikut masuk bisnis ini saat harga minyak sangat tinggi. Makanya banyak sekali tekanan di sektor energi AS saat ini," katanya.
Konsultan minyak dan gas Dr Fereidun Fesharaki menjelaskan akan banyak pemain yang terdepak dari industri ini.
Dr Fesharaki menepis kemungkinan terjadinya krisis keuangan yang disebabkan oleh komoditas.
Perusahaan tambang dan energi yang sebelumnya melakukan pinjaman besar-besaran untuk ekspansi usaha, kini banyak yang mengalami kesulitan dan terancam
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya