BBM Belum Naik, Harga Barang-Barang Sudah Meroket, Bagaimana nih?
jpnn.com, JAKARTA - Isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi makin terdengar di telinga masyarakat hingga membuat keresahan.
Akibatnya, banyak masyarakat yang sudah mulai merespons dengan menaikan harga-harga produk sebelum kenaikan BBM itu terjadi.
Hal tersebut tentunya membuat inflasi akibat kenaikan BBM mulai terjadi.
Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat mengatakan saat ini BBM bersubsidi tetap stabil dan harga nonsubsidi turun.
"Pola yang akan dilakukan pemerintah akan terjadi seperti BBM jenis Premium di mana program subsidinya ada tetapi stoknya tidak ada sehingga masyarakat dipaksa untuk mengkonsumsi BBM nonsubsidi," ujar Achmad, Kamis (1/9).
Menurut Achmad, pemerintah harus tegas memastikan harga BBM naik atau tidak dengan mempertimbangkan konseksuensi yang akan dialami oleh rakyat.
"Yang jelas dampak ekonomi yang akan timbul dari kebijakan kenaikan BBM ini akan dahsyat yang tidak akan terobati oleh rencana bantalan sosial 24,17 triliun, di mana di dalamnya terdapat BLT yang digulirkan sebesar Rp 150 ribu per bulan selama empat bulan ataupun bantuan lainnya," ungkapnya.
Selain itu, Achmad memprediksi inflasi akan melonjak tinggi menyusul negara-negara lain, seperti Inggris yang tingkat inflasinya sudah mencapai 10 persen dan dianggap tertinggi selama 40 tahun.
Isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi makin terdengar di telinga masyarakat hingga membuat keresahan.
- BRI Lakukan Buyback, Ini Sebabnya
- Pesan Muhammadiyah soal Pengelolaan Tambang: Harus Berkesinambungan
- Maluku dan NTT Punya Segudang Potensi, tetapi Menghadapi Banyak Masalah
- Rasio NPL Bank Mandiri Terjaga di Level 1,02 Persen selama Kuartal I 2024
- Pesan Penting Kemendagri dalam Musrenbang Riau 2024
- Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Beri Atensi Perkembangan Harga Sejumlah Komoditas