BBM Nonsubsidi Naik, Taksi Online Usul Penyesuaian Tarif

BBM Nonsubsidi Naik, Taksi Online Usul Penyesuaian Tarif
Taksi online. Foto: JPG

Di bidang transportasi, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Driver Online (ADO) Sumsel, Malwadi, menerangkan kenaikan itu jelas ada pengaruhnya. Apalagi banyak taksi online (taksol) maupun ojek online (ojol) gunakan BBM non-subsidi seperti pertalite dan pertamax.

“Jika memang BBM non-subsidi naik, maka harus ada penyesuaian tarif online,” ujarnya.

Tapi tentu driver tak bisa menaikkan sepihak. Harus ada koordinasi dengan aplikator seperti Gojek maupun Grab karena mereka yang mengatur tarif.

“Jadi, langkah awal kami ya koordinasi, dengan mengusulkan penyesuaian tarif. Untuk kenaikannya, tergantung dari persentase kenaikan BBM non-subsidi yang saat ini masih kita hitung,” pungkasnya.

Namun berbeda dengan Ketua DPC Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Kota Palembang, Sunir Hadi. Menurutnya, sepanjang yang naik bukan BBM subsidi dan pertalite, pihaknya tidak akan ter-impact.

“Kalau angkutan umum biasanya gunakan BBM subsidi seperti premium dan solar, serta BBM non-subsidi pertalite. Nah, pertalite kan tidak naik, jadi kami tak terdampak,” ujarnya.

Jika pertalite ikut naik, baru angkutan konvensional ikut terpengaruh. “Karena banyak juga angkutan yang pakai pertalite,” ujarnya. Untuk itu, kata dia, tidak akan ada wacana penyesuaian tarif angkutan umum. “Mudah-mudahan pemerintah jangan menaikkan BBM subsidi. Kita harap kondisinya tetap stabil,” tandasnya.

Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Sumsel, Andi, mengatakan, kenaikan harga BBM sudah bisa dipastikan bakal memberikan dampak banyak bagi pelaku UMKM. Pasalnya BBM ini memegang peranan besar bagi bisnis, khususnya dalam hal operasional.

Kenaikan harga BBM non-subsidi akan berdampak kepada banyak lini. Terutama konsumen yang menggunakan beberapa jenis BBM tersebut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News