Beda Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Kejauhan untuk Rematch

Beda Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Kejauhan untuk Rematch
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio mengatakan, peluang tanding ulang atau rematch antara Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 sangat terbuka lebar. Namun, sampai saat ini celah elektabilitas antara Jokowi dengan ketua umum Partai Gerindra itu sangat jauh.

“Disparitas Jokowi-Prabowo jauh, bahkan kejauhan,” kata Hendri dalam diskusi Politik Copras-Capres di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/4).

Dalam survei terakhir KedaiKOPI terhadap 1.135 responden yang digelar 19-27 Maret lalu, elektabiltas Jokowi di angka 48,3 persen, sedangkan Prabowo cuma 21,5 persen. Di bawah Prabowo ada Gatot Nurmantyo dengan 2,1 persen.

Hendri menyatakan, saat ini masyarakat hanya fokus pada Jokowi dan Prabowo saja. Padahal, ujar Hendri, sebenarnya banyak nama potensial selain Prabowo dan Jokowi.

Dalam hasil survei KedaiKOPI, ada nama Gatot di posisi ketiga setelah Jokowi dan Prabowo. Selain itu, nama lainnya adalah TGB Zainul Madji, Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono yang masing-masing memiliki elektabilitas 1,1 persen.

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan, ada tiga opsi yang bisa terjadi di Pilpres 2019. Hal ini karena tiket untuk Pilpres 2019 hanya diperoleh oleh partai yang sudah mendapatkan suara di Pemilu 2014.

Skenario pertama adalah calon tunggal. Mardani menyebut capres tunggal di Pilpres 2019 hanya akan menyenangkan PDI Perjuangan.

“Ini secara undang-undang bisa terjadi, tapi ini mungkin berat dan sebuah tragedi demokrasi,” kata Mardani di kesempatan itu.

Peluang terjadinya perseteruan ulang atau rematch antara Jokowi dengan Prabowo di Pilpres 2019 masih sangat terbuka meski selisih elektabilitas keduanya jauh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News