Begini Kiat Kades Kuripan NTB Menekan Angka Stunting

Begini Kiat Kades Kuripan NTB Menekan Angka Stunting
Kades Kuripan Hasbi (kiri) bersama Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes Dr Imran Nur Ali dan Direktur SEAMEO RECFON Dr Muchtaruddin Mansyur. Foto: Mesya/jpnn

Untuk menciptakan dusun nyaman, Hasbi mengaku menerapkan gerakan Jumat bersih lingkungan. Dalam dua bulan sudah ada kesadaran dari masyarakat yang kena stunting.

Sedangkan dari asupan gizi, desa memberikan susu, telur, dan lain-lain untuk ibu hamil maupun anak-anak. Untuk TPA (tempat pembuangan akhir) sampah, pemkab bantu membangunkan TPS (tempat pembuangan sampah). Masing-masing dusun juga dibuatkan bank sampah.

"Agar kelihatan bukan TPS, di sekitar TPS dibuat penghijauan dan jadi wisata alam. Saya optimistis tahun depan, Desa Kuripan bebas sampah," ujarnya.

Hasbi juga mengaku melakukan pendekatan dengan sekolah. Para kepsek diajak berkoordinasi untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan hijau.

Sementara untuk pencegahan pernikahan dini, Hasbi bersyukur karena sudah ada Perbup 30 Tahun 2018 tentang larangan menikah di usia muda. Sebab, salah satu indikator anak stunting karena pernikahan dini.

Upaya yang dilakukan Hasbi ini mendapat apresiasi dari Muchtaruddin dan Imran. Keduanya menilai, jika seluruh kades seperti Hasbi, maka masalah stunting akan tertangani dengan cepat.

"Saya senang karena kadesnya juga masuk ke sekolah-sekolah. Ini sejalan dengan program Kemendikbud yang memasukkan pendidikan gizi sekolah di dalam Renstra untuk mencapai SDM unggul," tandas Muchtaruddin. (esy/jpnn)

 

Di Desa Kuripan, Kecamatan Kuripan, memiliki 281 anak stunting, masuk dalam zona merah angka stunting tertinggi di Kabupaten Lombok Barat, NTB.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News