Begitu Dilantik jadi Presiden AS, Biden Berpotensi Menghadapi Situasi Mengerikan

Negara-negara bagian dan kota-kota AS mengumumkan pembatasan baru minggu ini dengan tujuan untuk memperlambat penyebaran virus.
Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan gugus tugas presiden tetap "fokus pada penyelamatan nyawa," dan "terus berhubungan dengan yurisdiksi negara bagian dan lokal serta penyedia perawatan kesehatan, dan terus memajukan langkah-langkah mitigasi."
Sejak pesta malam pemilihan di dalam ruangan di Gedung Putih, saat sebagian besar tamu tidak mengenakan masker, beberapa sekutu utama Trump, termasuk kepala staf Mark Meadows, telah dinyatakan positif terkena virus corona.
Sementara itu, sepertinya Kongres tidak akan mengeluarkan stimulus fiskal tambahan yang signifikan sebelum Biden menjabat.
Pakar penyakit menular mengatakan pemerintah federal AS harus berbuat lebih banyak sekarang.
"Kita (para epidemiologi, red) bisa mencoba mencari cara bagaimana memberikan dukungan kepada orang-orang untuk tinggal di rumah, supaya tidak keluar untuk bekerja,” kata Gonsalves.
"Kita bisa bayar mereka untuk tinggal di rumah, kita bisa mengirimkan masker ke setiap rumah tangga Amerika."
Gelombang pertama virus corona pada musim semi menghantam kota-kota pesisir besar dan panti jompo, dan gelombang kedua menyebar ke lebih banyak negara bagian perdesaan.
Joe Biden akan dilantik menjadi Presiden AS pada 21 Januari 2021, sejumlah masalah berat langsung di depan mata.
- Yakinlah, Ada Peluang untuk Indonesia di Balik Kebijakan Tarif Donald Trump
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Gubernur Lemhannas Sebut Kebijakan Tarif Resiprokal Trump Momentum Perkuat Ketahanan Ekonomi
- Pemerintah Klaim Utamakan Kepentingan Nasional dalam Negosiasi Dagang dengan AS
- Menko Airlangga Temui Menkeu AS, Bahas Tindak Lanjut Tarif Resiprokal Trump
- Merespons Kebijakan Dagang Trump, Syahganda Nainggolan: Sikap Independen Indonesia Sudah Tepat