Belasan Profesor Tolak Unas
Senin, 26 November 2012 – 04:24 WIB
"Jadi, keterkaitan itu harus dihapus. Tidak ada gunanya anak SD harus diambil melalui nilai unas," tegas anggota Komisi Ilmu Sosial Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia tersebut.
Baca Juga:
Akibatnya, nasib pendidikan siswa di daerah-daerah terpencil terancam jika hanya mengandalkan nilai unas. "Dia bisa dibohongi kalau belanja di pasar karena tidak bisa menghitung. Padahal, katanya, hasil unasnya bagus dan lulus. Jadi, ini hanya kebohongan-kebohongan," tuturnya.
Dia menegaskan, unas juga hanya menghasilkan tekanan-tekanan psikologis terhadap anak. Padahal, kata dia, bangsa ini membutuhkan anak yang berkarakter dan bermoral baik.
"Kami ingin punya anak yang berinovasi dengan berpikir. Tetapi, bagaimana mau berpikir kalau anak hanya disuruh menghafal dan menghafal?" ucapnya.
JAKARTA - Kemendikbud tampaknya harus mengevaluasi pelaksanaan ujian nasional (unas). Sebab, dari kajian 17 guru besar seluruh Indonesia yang tergabung
BERITA TERKAIT
- Cheeky Peeky Playhouse Tawarkan Kurikulum Reggio Emilia Bagi Anak Usia Dini
- Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024, Besok Pengumuman, Cermati Seluruh Tahapannya
- UPN Veteran Jatim Komitmen Mendukung Digitalisasi di Desa
- Pendaftaran Sekolah Kedinasan 2024 Dimulai 15 Mei, Hanya di Link Ini
- Keren, 36 Siswa SMA Labschool Cirendeu Diterima Kampus Terbaik Dunia
- Kipin Dinobatkan Sebagai Salah Satu Perusahaan EdTech Top Dunia 2024