Belum Ada Keluarga yang Klaim Jenazah Dita Oepriarto
Dalam kondisi tersebut, tidak mungkin pihak RS memaksa keluarga Tri untuk mengakui dan diambil sampel DNA-nya. Di luar itu, tidak ada lagi orang yang datang dan mengaku sebagai keluarga para pelaku teror bom. Bila ada, tentu mereka sudah diambil sampel DNA-nya.
Untuk anak-anak pelaku teror, Polda Jatim membuka ruang bagi pemerhati anak untuk turut serta dalam upaya pemulihan. Kemarin, sejumlah lembaga pemerhati anak sudah hadir di Mapolda Jatim dan RS Bhayangkara untuk menjenguk anak-anak itu. Mulai KPAI, Komnas Perlindungan Anak, hingga Lembaga Perlindungan anak Indonesia.
''Jadi, kami terbuka. Sehingga bukan hanya polisi yang cuap-cuap bahwa anak-anak itu aman,'' tutur mantan Kabidhumas Polda Sulsel itu.
Pihaknya menggunakan standar internasional dalam trauma healing untuk anak-anak. Meskipun, lokasinya berada di RS. Ruangan sebisa mungkin tidak sampai mengesankan suasana RS, melainkan suasana rumah yang nyaman. (byu/mir/ano)
Polri memberi tenggat tujuh hari sejak hari ini untuk datang mengenali jenazah terduga teroris di RS Bhayangkara Polda Jatim.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kapolda Sumsel Minta Mantan Narapidana Turut Jaga Keamanan dari Ancaman Terorisme
- Berantas Terorisme, BNPT Minta Masyarakat Menyaring Konten Radikalisme di Dunia Maya
- Kepala BNPT: Terorisme Kejahatan Kemanusiaan, Tidak Sesuai dengan Nilai Agama
- Prancis Siaga Maksimal Setelah 137 Orang Dibantai Teroris di Rusia
- Kutuk Serangan Teroris di Moscow, Kepala BNPT: Terorisme Ancaman Serius Terhadap Perdamaian Dunia
- 60 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Gedung Crocus Rusia