Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?

Untuk kesekian kalinya, Presiden Prabowo Subianto melontarkan istilah yang sama.
"Selalu dalam pengelolaan suatu negara, kita waspada, apakah ada kelompok-kelompok atau kekuatan asing yang ingin adu domba. Ini berlaku lazim," ujar Presiden Prabowo saat meladeni pertanyaan jurnalis dari tujuh media di kediamannya di Hambalang (06/04).
Itu adalah jawaban Prabowo saat ia diminta menanggapi maraknya aksi demonstrasi di tanah air yang dimaknai sebagai respon atas kebijakan pemerintah.
Meski menurutnya aksi unjuk rasa wajar dilakukan di negara demokrasi, Prabowo tetap sangsi.
"Coba perhatikan secara objektif ya, apakah demo-demo itu murni atau ada yang bayar? Harus objektif dong," tuturnya.
Ini bukan pertama kalinya Prabowo memilih terminologi yang berhubungan dengan kekuatan asing di dalam pidato atau komentarnya.
Dua bulan yang lalu saat peringatan HUT Partai Gerindra, ia juga menuding ada kekuatan asing yang ingin memecah belah Indonesia.
"Kalau ada yang dihasut-hasut atau mau menghasut, waspada. Ini saya katakan ulah kekuatan asing yang selalu ingin pecah belah Indonesia," kata Prabowo di Sentul (15/02).
Menuduh adanya antek asing bisa jadi hanyalah upaya untuk mengalihkan perhatian dari kesalahan pemerintah dengan cara memanipulasi rasa patriotisme rakyat
- Prabowo Subianto dan Relasinya dengan Umat Islam
- 6 Bulan Prabowo-Gibran: 74 Persen Puas, tetapi Ekonomi Penuh Tantangan
- Jonan Vatikan
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dukung Prabowo, Gelora Bekali Sukarelawan untuk Bantu Warga Palestina
- Legislator Gerindra: Perintah Presiden Membawa Angin Segar Tertibkan Angkutan Truk ODOL