Berawal dari Teliti Gorila, hingga Diprediksi jadi Presiden
Kamis, 30 Juni 2011 – 22:19 WIB
Karena itu, dia pun masuk ke mobil polisi dan menghabiskan waktu sepanjang malam berbicara dengan polisi Kongo yang dikenal korup itu dengan bahasa Swahili. "Saya ingin tahu apa yang menjadi penyebab polisi-polisi Kongo kurang maksimal dalam pengamanan terhadap perempuan," tuturnya.
Tampaknya, para polisi di sana jarang mendapat gaji tepat waktu. Bahkan, gajinya pun kadang tak penuh serta minim mendapat insentif. Akhirnya, sekretaris negara AS bersama pemerintah Kongo merumuskan sebuah sistem pembayaran polisi melalui handphone. "Yang saya dengar sekarang, kabarnya angka kekerasan perempuan di Kongo menurun," papar pria yang bisa menyebutkan urutan siapa saja presiden dan wakil presiden AS secara terbalik tersebut.
Mengembangkan jaringan sosial, terhubung ke banyak orang, adalah kata kunci Cohen. "Saya adalah petualang kapitalis dan mata uang saya adalah kontak-kontak orang. It is amazing what you can get, who you can meet with, if you just ask (Sangat menakjubkan untuk tahu apa yang Anda dapat, siapa yang bisa Anda temui, hanya cukup dengan memintanya, Red)," ungkapnya.
Cohen percaya, semakin besar jaringan seseorang, semakin besar pula perubahan yang bisa diciptakan. "Dari mana saja saya mendapat kontak teman-teman di dunia silicon valley (kiblat IT dunia, Red)? Saya hanya tinggal angkat telepon," ucapnya.
Pria ini dianggap sebagai sosok di balik revolusi di sejumlah negara Timur Tengah. Dia juga merupakan figur termuda di jajaran perencana politik
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI: World Water Forum di Bali Bakal Melahirkan Deklarasi Bersejarah
- Alhamdulillah, Israel dan AS Pastikan 160 Ribu Bahan Bakar Telah Terkirim ke Gaza
- Soal IUU Fishing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara