Berbahasa Jawa, Ganti Njur Ngopo Jadi So What
Kamis, 04 Juli 2013 – 07:03 WIB
Hasmi mengakui, Indonesia saat ini kebanjiran superhero dari Jepang dan AS. Terutama Jepang yang mendominasi dalam hal komik alias manga. Namun, itu seharusnya tidak menciutkan nyali komikus tanah air. Komikus Indonesia harus melawan dengan karya.
Hasmi justru sangat menghargai jika ada komikus Indonesia yang menciptakan superhero baru. Dia mendorong anak-anak muda untuk tidak takut merilis karya-karyanya. Tapi, mereka harus percaya diri dengan identitas Indonesia. Hasmi menyayangkan jika mereka menciptakan jagoan yang "ke-Jepang-Jepang-an"ï¿ ½.
"Misalnya, biar mirip komik Jepang, nama tokohnya Nikitocowo. Mengapa harus malu kalau tokohnya diberi nama Ngadiono" Kan itu nama asli orang Indonesia. Kemudian, kejadiannya di Klaten. Kan tidak apa-apa. Justru itu menunjukkan identitas asli kita," ujarnya.
Sangat mungkin, kata Hasmi, hal tersebut terjadi di meja penerbitan. Para penerbit mengganti nama-nama Indonesia dengan nama Jepang karena ingin mendongkrak penjualan. Padahal, upaya itu justru mencerabut identitas keindonesiaan.
Harya Suraminata alias Hasmi telah melahirkan kisah jagoan super Gundala Putra Petir yang terbit pada 1969. Setelah beraksi dalam 23 judul, kisah
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor