Berita Baik, Wisman Tiongkok Geser Dominasi Negeri Kanguru di Bali

Berita Baik, Wisman Tiongkok Geser Dominasi Negeri Kanguru di Bali
Kunjungan wisman asal Negeri Tirai Bambu per Februari 2016 mencapai 30,45 persen. Foto: Dok.JPNN

“Promosi adalah kata kuncinya. Kalau ini sukses, pariwisata akan menjadi generator pemacu dinamika pembangunan Indonesia,” papar Adi.

Hal yang rasa-rasanya tidak berlebihan mengingat Organisasi Pariwisata Dunia telah memprediksikan bahwa pariwisata merupakan industry terbesar yang tumbuh di abad 21 ini. Pertumbuhannya diperkirakan mencapai 1,6 miliar wisatawan pada tahun 2020, dengan jumlah angka pembelanjaan mencapai US$ 2 triliun.

Kadispar Bali, Anak Agung Gede Yuniartha Putra berada dalam wacana yang sama dengan Adi. Bagi dia, promosi gencar itu adalah cara paling tepat. Tren peningkatan angka kunjungan wisatawan ke Indonesia, khususnya Bali, bagi Agung, adalah buah promosi gencar, besar-besaran, di semua channel, di berbagai negara sasaran, dan agresif dalam banyak momentum.

Hasilnya, secara kumulatif, periode Januari-Februari 2016 ini wisman yang datang langsung ke Bali mencapai 726.336 orang. Angka ini tercatat lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 640.739 orang. Bila dikomparasi, ada kenaikan sebesar 13,36 persen.

Februari 2016, sebagian besar wisman ke Bali melalui bandara, yaitu sebanyak 367.024 orang (97,68 persen). Sedang wisman melalui pelabuhan laut sebesar 8.720 orang (2,32 persen).

Kenaikan itu diikuti dengan jumlah penerbangan internasional yang melalui bandara ini sebanyak 2.423 pesawat, naik 17,68% dibandingkan dengan Februari 2015, 2.059 pesawat. “Strategi pak Menpar Arief Yahya tepat. Kalau mau merebut pasar, ya harus berani bersaing di kreatif promosi. Kalau tidak, ya kita bisa kehilangan momentum,” papar Agung.

Menpar Arief Yahya terus mencari terobosan connectivity dengan bernegosiasi ke banyak airlines. Jumat, 8 April 2019, CEO Singapore Airlines Mr Goh Choon Phong beraudiensi ke Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta. 

Dia sepakat untuk memperbaharui dan meningkatkan MoU dengan Kemenpar terkait dengan kesediaan SQ –Singapore Airlines- dan Silk Air untuk membuka jalur penerbangan ke Indonesia, melalui China, India, Australia sebagai The First Top-3 main success point. “Kami kan sudah melakukan deregulasi dengan pemberian Bebas Visa Kunjungan (BVK) ketiga negara itu,” jelas Arief Yahya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News