Berita Palsu Menyebar Lebih Cepat Secara Daring Ketimbang Kebenaran

"Kami tidak akan menghapus konten berdasarkan fakta bahwa ini tidak benar," katanya kepada anggota Parlemen Inggris pada bulan Februari.
"Saya tidak berpikir perusahaan teknologi harus memutuskan selama Pemilu apa yang benar dan yang tidak benar, yang Anda minta kami lakukan."
Dr Vosoughi sekarang melihat intervensi untuk mencoba dan menghentikan penyebaran berita palsu.
Misalnya, orang-orang yang cenderung berbagi informasi, tapi begitu reseptif terhadap pesan tentang apakah item itu benar atau salah, bisa bertindak sebagai "simpul pengaruh" agar berita yang dipertanyakan tidak menyebar.
Dalam kondisi panik atau tidak, Dr Vosoughi mengatakan perusahaan media sosial mungkin perlu campur tangan.
"Di satu sisi, semakin banyak keterlibatan yang diperoleh Twitter, semakin baik kondisinya untum model bisnis mereka."
"Saya tak akan bilang bahwa platform ini terlena tapi mereka punya peran besar untuk mengatasi isu ini," sebut Dr Vosoughi.
Twitter menolak berkomentar.
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan