Bertahan dari Covid-19 dengan Mengubah Pola Hidup
Oleh: Bambang Soesatyo

Sebab, hanya itu pilihan yang memungkinkan semua orang bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Pilihan itu juga memungkinkan semua orang bisa terus bergerak maju. Dan, jika taat serta bersedia konsisten menerapkan protokol kesehatan, siapa saja tak perlu takut atau ragu dengan pola hidup baru itu.
Sebab, protokol kesehatan itu sendiri sudah memaksa setiap orang menerapkan kehati-hatian berinteraksi di ruang publik.
Apalagi, Covid-19 yang begitu menakutkan ternyata menghadirkan dua fakta kontradiktif, yakni bisa disembuhkan walau belum ada vaksin penangkalnya, tetapi pada saat bersamaan juga menyebabkan kematian.
Data tentang Covid-19 dari banyak negara memperlihatkan bahwa jumlah pasien sembuh jauh lebih besar dari jumlah pasien meninggal.
Pemahaman atas data sembuh dan data kematian itulah mendorong banyak negara berani menerapkan pola hidup baru dengan ketaatan mutlak pada protokol kesehatan.
Karena itu, sosialisasi protokol kesehatan untuk menjalankan perilaku atau pola hidup baru selama pandemi Covid-19 menjadi sangat penting.
Pada tahap awal, ada empat provinsi dan 25 kabupaten/kota yang akan menerapkan pola hidup baru.
Pola New Normal itu di antaranya harus tetap menjaga jarak, tidak bersalaman, tidak berangkulan dan tidak beradu pipi kiri pipi kanan.
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Bertemu Rektor Univesiti Malaya, Ibas: Pentingnya Sinergi Akademik Lintas Bangsa
- Peringati Hardiknas, Waka MPR Dorong Kebijakan Penyediaan Layanan Pendidikan berkualitas
- Kuliah Umum di Universiti Malaya, Ibas Bahas Geopolitik, Geoekonomi dan Kekuatan ASEAN
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- Waka MPR Sebut Kehadiran Prabowo Saat May Day Wujud Komitmen Keberpihakan Kepada Buruh