BI Intervensi, OJK Hindari Spekulasi

BI Intervensi, OJK Hindari Spekulasi
Rupiah terus melemah. Foto: dok.JPNN

Menurut Mirza, kontraksi ekonomi ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Namun juga melanda negara berkembang lain. Salah satu negara yang patut dicermati adalah Rusia. Jatuhnya rubel, mata uang Rusia hingga 48,8 persen year to date (ytd) memicu stabilisasi ekonomi oleh bank sentral Rusia. Yakni dengan menaikkan suku bunga acuannya hingga 650 basis poin (bps), dari 10 persen ke 17 persen.

"Yang pasti kita berbeda. Moneter kita lebih pruden. Pemerintah juga inisiatif dan displin melonggarkan ruang fiskal dan membuka investasi satu pintu untuk mengundang modal masuk ke Indonesia," jelasnya.

Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mengantisipasi pelemahan rupiah. Dari sisi pasar modal, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad mengatakan, apabila indeks harga saham gabungan (IHSG) terus melanjutkan eskalasi, maka pihaknya siap menerapkan kebijakan untuk membeli kembali saham (buyback), dan menunda marked to market.

"Sudah ada peraturan kalau dalam tiga hari turun terus hingga 5 persen, maka kebijakan itu diberlakukan. Tapi mudah-mudahan tidak sampai (terjadi)," ungkapnya.

Menurut Muliaman, indikasi penurunan indeks sebetulnya terjadi di beberapa belahan negara lainnya. Misalnya indeks Nikkei Jepang yang drop 1,9 persen. Sementara indeks Strait Times Singapura yang anjlok 1,3 persen. Sementara Filiphina dan Jerman masing-masing drop 1,2 persen dan 2,7 persen.

Sedangkan indeks Inggris jatuh 1,87 persen. IHSG sendiri melemah 1,7 persen pada perdagangan Selasa pagi. "Artinya tidak hanya tercermin di nilai tukar. Tapi (kontraksi) juga di indeks pasar modal global terutama emerging market," paparnya.

Sementara itu, dalam hal industri keuangan, antisipasi yang dilakukan OJK adalah memperketat demand valas khususnya dolar AS melalui underlying. "Kami minta industri keuangan membantu agar tidak ada langkah yang bersifat spekulatif. Sementara ini memang belum ada indikasi spekulasi. Semua masih genuine demand," teranganya.

Ketahanan industri perbankan terhadap pelemahan rupiah juga dinilai cukup positif. Bank-bank kecil pada umumnya tidak memiliki eksposure valas karena bukan merupakan bank devisa. Sehingga, risiko terhadap pelemahan rupiah terhadap dolar AS kecil.

JAKARTA - Pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dinilai sudah berada di luar batas kewajaran. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) kemarin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News