Biaya Angkut Jakarta-China Lebih Murah Dibanding Jakarta-Kendari
Peneliti INDEF Ahmad Heri Firdaus setuju dengan penilaian Rusman.
Menurutnya, Indonesia masih boros modal untuk investasi dibanding Malaysia, Vietnam atau Thailand.
"Hati-hati dengan pasar terbuka ASEAN karena produk mereka yang lebih murah kalau menyerbu Indonesia bisa rusak pasar produk kita," ucapnya.
Sementara itu, Soleh Rusyadi Maryam dari Sucofindo menyarankan, pemerintah memperbanyak Pusat Logistik Berikat (PLB) yang memiliki fleksibilitas dalam supply chain management.
"Di sini ada konsep one to many, many to one many to many," kata Soleh.
Soleh optimistis, keberadaan PLB akan memperlancar arus barang impor dari sisi kewajiban kepabeanan, menjaga cash flow perusahaan dan mendukung ketersediaan barang impor tepat waktu.
Peneliti INDEF Ahmad Hari Firdaus meminta pemerintah memperbanyak pusat-pusat ekonomi baru untuk menambah frekuensi kunjungan kapal-kapal kargo ke pusat-pusat produksi.
"Tol laut belum berfungsi maksimal karena tidak ada hilirisasi dari pusat produksi. Hilirisasi tidak ada karena tidak ada pusat-pusat ekonomi baru," pungkas Ahmad Hari Firdaus. (gir/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Akademisi UNAS menyebut biaya angkut Jakarta-China jauh lebih murah dibanding Jakarta-Kendari. Kok bisa?
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Bea Cukai Bekasi Dukung Industri Dalam Negeri Lewat Fasilitas PLB
- Bea Cukai Jakarta Terbitkan Izin Pusat Logistik Berikat ke Perusahaan Ini
- Manfaatkan Fasilitas Bea Cukai, Perusahaan Ini Ekspor Used Cooking Oil ke Malaysia
- Biaya Logistik Turun 40 Persen, Pelindo Menyambut Baik
- Wamenaker Afriansyah Minta Koperasi TKBM Berperan Kurangi Biaya Logistik di Indonesia
- Bea Cukai Beri Izin Fasilitas PLB Kepada PT Kamadjaja Logistics, Ini Harapannya