Bisa Lengkung, Dilipat, lalu Digulung

Bisa Lengkung, Dilipat, lalu Digulung
Foto: digitalversus.com

jpnn.com - TIDAK ada bisnis manufaktur yang lebih dinamis daripada produksi telepon seluler (ponsel). Tak hanya fiturnya yang semakin canggih, desain ponsel juga terus berubah. Dulu, di akhir 1990-an, ponsel yang kita kenal pertama hanya memiliki layar monokrom dengan keypad biasa seperti kalkulator. Bertahan sekitar lima tahun, layar mulai berwarna dan keypad berkembang menjadi bentuk qwerty.

Tak sampai dua tahun hingga sekarang, layar dan keypad itu berpadu dan muncullah era touch screen. Mulai tahun ini, desain ponsel makin berkembang ke arah yang lebih mencengangkan. Semua vendor berlomba-lomba mengeluarkan inovasi layar lengkung dalam produk keluaran terbaru mereka. Banyak pengamat yang yakin, layar lengkung adalah langkah awal menuju penciptaan layar lentur, layar yang bisa dibengkokkan, dilipat, dan digulung. Luar Biasa!

Dua raksasa elektronik Korea, Samsung Electronics Inc dan LG Electronics Inc, adalah produsen pionir revolusi desain tersebut. Pada November ini, keduanya merilis smartphone berlayar lengkung.

Baik Samsung maupun LG menganggap ponsel layar lengkung sebagai jembatan ke produk impian mereka: perangkat mobile yang dapat dikenakan (wearable device) dengan layar lentur. Perangkat itu bisa dikenakan di pergelangan tangan atau digulung layaknya kertas.

Berdasar dokumen pengajuan hak paten dari Samsung di Korea Selatan bulan lalu, perusahaan tersebut berencana membuat komputer tablet dengan layar yang dapat dilipat dua. LG juga mengembangkan wearable device untuk dipakai di kepala. Gadget itu bisa memutar musik dan menerima telepon saat disinkronkan dengan smartphone.

Kegesitan duo Negeri Ginseng tersebut sedikit meninggalkan pesaing-pesaing mereka di daratan Amerika seperti Microsoft, Apple, dan Google.  Apple yang dikenal sebagai trendsetter desain ponsel kali ini harus mengakui ketertinggalannya. Mengutip seorang sumber, Bloomberg edisi minggu ini menayangkan rencana Apple merilis iPhone berlayar 4,7 inci dan 5,5 inci yang bagian tepinya melengkung ke bawah.

Bagaimana layar gemulai itu dibuat? Pemasok-pemasok layar milik Samsung dan LG memanfaatkan struktur sederhana organic light-emitting diode (OLED) untuk menambahkan sedikit kelenturan di lapisan dasar layar smartphone. Dengan OLED, layar bisa menjadi lebih tipis lantaran tidak membutuhkan backlight seperti layar kristal alias LCD. Agar tidak pecah saat dilengkungkan, kaca di panel belakang layar diganti dengan plastik yang lebih ringan dan bisa dibengkokkan.

Namun, plastik lebih rentan terhadap gesekan dan sulit mencegah embun masuk ke dalam layar. Itu merupakan hambatan teknis yang masih coba dipecahkan perusahaan.

TIDAK ada bisnis manufaktur yang lebih dinamis daripada produksi telepon seluler (ponsel). Tak hanya fiturnya yang semakin canggih, desain ponsel

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News