BNPT Minta Masyarakat Langsung Bantu Warga Miskin Dibanding Sumbang Melalui Kotak Amal
jpnn.com, JAKARTA - Penyalahgunaan kotak amal untuk pendanaan terorisme perlu segera ditertibkan. Terkhusus, menertibkan kotak amal di minimarket.
Biasanya, pembeli terpaksa berderma di minimarket karena tidak ada uang kembalian.
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris mengatakan, selain minimarket, kotak amal di rumah ibadah dan sekolah juga perlu ditertibkan.
Namun, kotak amal di rumah ibadah tidak bisa digeneralisir. Penyalahgunaan kotak amal dari kedermawanan warga negara Indonesia merupakan contoh bagaimana terorisme menghalalkan segala cara untuk menghimpun dana. Bahkan, memanfaatkan istilah-istilah yang dianggap suci.
Irfan mengimbau agar tidak mudah terbujuk rayu kotak amal dengan simbol-simbol agama. Jadi, sebaiknya berderma kepada keluarga terdekat atau fakir miskin di sekitar agar tepat sasaran.
“Kalau mau menyumbang, langsung saja ke keluarga dan fakir miskin, langsung tepat sasaran,” ujar Irfan dalam diskusi Alinea Forum ‘Membajak Kedermawanan Rakyat; Eksistensi Kelompok Teror dan Penggalangan Pendanaan’ pada Senin, (28/12).
Meski hanya Rp200-Rp500, sumbangan ke kotak amal minimarket bisa terkumpul sangat banyak, karena jumlahnya ribuan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menyebut, kotak amal untuk kegiatan terorisme merupakan bagian kecil dari gerakan menghimpun dana.
BNPT mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terbujuk rayu kotak amal dengan simbol-simbol agama.
- Indonesia Jalin Program Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa
- Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen Sistem Pengamanan Jelang World Water Forum
- Kepala BNPT Ingatkan Waspadai Perkembangan Ideologi Terorisme dari Akarnya
- BNPT Siap Berpartisipasi dalam Kegiatan Word Water Forum ke-10
- Pengamat Dukung Langkah BNPT Optimalkan Pencegahan Teror Menjelang Lebaran
- Kepala BNPT Imbau Semua Jajaran Tetap Waspada dan Jaga Kondusivitas Jelang Lebaran