BNPT Tanggapi Pernyataan Kemenlu Jepang Soal Ancaman Teroris
BNPT melaksanakan kontra ideologi, kontra narasi, serta kontra propaganda kepada orang atau kelompok orang yang rentan terpapar paham radikal terorisme secara langsung atau tidak langsung.
Melalui deradikalisasi, BNPT bersama K/L terkait berupaya untuk menghilangkan atau mengurangi serta membalikkan pemahaman radikal terorisme yang telah terjadi. Oleh karena itu, tersangka, terdakwa, terpidana, narapidana, mantan narapidana, dan orang atau kelompok orang yang sudah terpapar dapat kembali ke masyarakat.
Menurut Boy, pencegahan ini melibatkan seluruh komponen bangsa. Tidak hanya dilaksanakan BNPT dan K/L terkait, tetapi juga masyarakat, baik akademisi, praktisi, tokoh agama, tokoh masyarakat yang bermitra dengan BNPT.
Boy menjelaskan preventive justice (pencegahan melalui penegakan hukum) telah dilakukan. Sejak bulan Januari 2021 sampai September 2021 sebanyak 320 orang lebih telah ditindak oleh Densus 88. Secara kuantitas, aksi teror di Indonesia berkurang.
Dia menambahkan kerja sama dengan entitas internasional juga telah dilakukan BNPT, baik bersama negara sahabat, maupun organisasi kawasan dan internasional. Hal ini dilakukan dalam rangka melindungi Indonesia dari ancaman terorisme global.
“Melalui upaya ini, artinya BNPT melakukan penanggulangan dari hulu ke hilir,” tegas Boy Rafli.(fri/jpnn)
Kepala BNPT Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar menanggapi pernyataan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Jepang terkait ancaman teroris di Indonesia.
Redaktur & Reporter : Friederich
- Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Delegasi Selandia Baru
- BNPT Gelar Asesmen Objek Vital dan Sosialisasi di PLTDG Bali
- BNPT Serahkan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan untuk 18 Pengelola Objek Vital
- Indonesia Jalin Program Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa
- Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen Sistem Pengamanan Jelang World Water Forum
- Kepala BNPT Ingatkan Waspadai Perkembangan Ideologi Terorisme dari Akarnya