Boikot Produk Israel Dorong Ekonomi Lokal, Tidak Memicu PHK Massal

jpnn.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) memastikan bahwa boikot terhadap produk Israel tidak berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di Indonesia.
Wakil Sekretaris Jenderal MUI bidang hukum Dr. KH Ikhsan Abdullah mengatakan, gerakan ini justru berhasil mendorong perubahan preferensi masyarakat terhadap produk lokal, yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurutnya, isu PHK massal dihembuskan oleh pihak-pihak yang selama ini menikmati keuntungan besar dari produk multinasional pro Israel.
"Boikot ini membuat mereka merugi, tetapi dampaknya justru membuka peluang besar bagi produk lokal,” kata Ikhsan dalam diskusi “Bulan Palestina & Sosialisasi Fatwa Boikot MUI” di Cirebon, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Ikhsan menjelaskan bahwa boikot ini telah mendorong kemunculan berbagai produk lokal berkualitas yang mampu bersaing dengan produk asing. Contohnya, di sektor air mineral dan makanan cepat saji, produk Indonesia mulai mendapat tempat di hati masyarakat.
“Pola konsumsi masyarakat berubah. Produk lokal terbukti tidak kalah kualitasnya,” ujarnya di hadapan para santri, tokoh masyarakat, dan aktivis.
Dalam diskusi yang sama, Ketua PBNU bidang pemberdayaan perekonomian, Dr. KH Eman Suryaman, menambahkan bahwa boikot ini telah meningkatkan minat konsumen terhadap produk lokal.
Dia mencontohkan penurunan penjualan produk multinasional sebagai bukti nyata keberhasilan gerakan tersebut.
Wasekjen MUI mengatakan bahwa gerakan boikot produk Israel mendorong ekonomi lokal, tidak memicu PHK massal.
- MUI Dukung Kejagung Membongkar Habis Mafia Peradilan
- Resmi Meluncur, Master Bagasi Siap Jembatani Produk Lokal Tembus Pasar Global
- Jumlah PPPK Terus Bertambah, Guru Honorer dan Tendik Terkena PHK
- Dukung Kamtibmas, MUI Jakut Apresiasi Kinerja Polres Pelabuhan Tanjung Priok
- Suara Boikot Produk Israel Kian Menguat, Aksi Global Strike Digelar di Jakarta
- Wasekjen MUI Berharap Hakim Penerima Suap Rp 60 M Dihukum Mati