BPS Siapkan Data untuk Pemberatasan Terorisme
“Masalah terorise banyak variabelnya seperti kemiskinan, sosial ekonmi, meski landasannya masalah ideologi. Dengan perkembangan zaman dengan transformasi teknolgi luar ibasa, bagaimana sosial media memengaruhi mindset anak bangsa,” imbuhnya.
Karena itu, sambung Suhardi, dalam rangka mendorong efektivitas, perlu data dan informasi statisitik, yang bisa mengukur indeks terorisme di Indonesia.
“Semoga ini bisa meningkatkan sinergi antarlembaga dalam penanggulangan terorisme. Saya berharap MoU ini bisa diimplementasikan dengan penuh komitmen oleh kedua belah pihak dalam penanggulangan terorisme di Indonesia,” ujar Suhardi.
Sementara itu, Kepala BPS Suhariyanto menyambut baik penandatanganan MoU ini. Menurutnya, ini adalah MoU pertama BNPT dengan BPS.
“Sungguh saya berharap momentum ini bisa menjadi awal yang lebih baik untuk menyusun kerja sama lebih erat antara BNPT dan BPS ke depan,” tutur Suhariyanto.
Suhariyanto awalnya sempat ragu saat menerima ‘pinangan’ BNPT.
Namun, setelah membaca dari kejadian bom Thamrin sampai terakhir penggagalan rencana teror di Bekasi, Tangerang, dan Purwakarta, dia baru sadar bahwa apa yang di media itu hanya di hilir.
Sedangkan hulu dalam terorisme itu sangat kompleks.
JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menandatangani nota kesepahamanan (MoU) kerja sama
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- BNPT: Keterlibatan Perempuan dan Anak dalam Terorisme jadi Tantangan Pemerintahan Baru
- Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Indonesia Diperkirakan Lebih Baik
- BNPT Serahkan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan untuk 18 Pengelola Objek Vital
- Indonesia Jalin Program Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa
- Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen Sistem Pengamanan Jelang World Water Forum