Bu Netty Minta Pemerintah Jangan Buru-buru Impor Obat, Cek Dulu Persoalan Ini

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah mengidentifikasi sisi distribusi sebelum negara mengimpor obat seperti Remdesivir, Actemra, dan Gamaras.
Sebab, dia tidak ingin terjadi kelangkaan obat karena problem distribusi.
"Pemerintah harus memastikan bahwa impor obat dilakukan setelah memeriksa bahwa tidak ada persoalan dalam jalur distribusi obat, semisal penimbunan atau kendala lain, yang menyebabkan terjadinya kelangkaan obat," kata Netty dalam keterangan persnya, Jumat (30/7).
Alumnus Universitas Indonesia itu menuturkan pemerintah bisa mengecek persoalan distribusi dengan menggunakan teknologi informasi hingga sidak lapangan.
"Pastikan semua under control sehingga tidak ada yang berani main-main dalam pendistribusian obat," ucap Netty.
Di sisi lain, wanita kelahiran Pacitan, Jawa Timur itu berharap pemerintah bisa memproduksi obat mandiri dalam waktu dekat. Terlebih lagi, seluruh negara membutuhkan obat-obatan semasa pandemi.
"Tentu berat jika kita bergantung pada impor. Industri farmasi dalam negeri harus mampu memproduksi sendiri dengan jumlah memadai," katanya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendorong kapasitas produksi obat karena kebutuhan obat terapi Covid-19 melonjak hingga 12 kali lipat.
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah mengidentifikasi sisi distribusi sebelum negara mengimpor obat seperti Remdesivir, Actemra, dan Gamaras. Sebab, dia tidak ingin terjadi kelangkaan obat dari problem distribusi.
- 3 Obat Penurun Kolesterol yang Perlu Anda Ketahui
- Pimpinan Komisi III Minta Polisi Tindak Perusuh Saat May Day di Semarang
- Minta Kepastian Hukum Bagi Buruh, Sahroni: Upah Dibayarkan, Jangan Ada Ijazah Ditahan
- Kunker ke Kepulauan Riau, BAM DPR Berjanji Serap Aspirasi Warga Rempang
- Ketua Komisi II DPR Sebut Kemandirian Fiskal Banten Tertinggi di Indonesia pada 2024
- Rempang Eco City Tak Masuk Daftar PSN Era Prabowo, Rieke Girang