Budi Gunawan Titipan? Pengamat: Jangan Salahkan Mega

Budi Gunawan Titipan? Pengamat: Jangan Salahkan Mega
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri bersama Presiden Joko Widodo dalam kesempatan diskusi di Jakarta. Foto JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dan militer, Salim Said mengatakan peradaban politik di Indonesia belum melihat partai politik sebagai lembaga politik yang utuh, melainkan masih memuja-muja figur tertentu.

Pernyataan ini disampaikan menanggapi kabar yang menyebut pencalonan Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri adalah "titipan" Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Budi Gunawan pernah menjadi ajudan Mega ketika putri Bung Karno itu menjabat presiden. Namun kini pencalonan sebagai Kapolri terhadang status tersangka korupsi dari KPK atas Kepala Lembaga Pendidikan Polri itu.

"Dia (Mega) ketua partai terbesar, dan tingkat peradaban politik kita belum melembagakan partai. Artinya jangan salahkan Megawati, yang di negeri kita sekarang itu yang sangat menentukan. Ibu Megawati itu yang membuat mereka jadi presiden dan wapres. Memangnya itu gratis?" ujar Guru Besar Universitas Pertahanan ini dalam diskusi "Kali Ini Tidak 86" yang disiarkan oleh radio smartfm, Sabtu pagi (17/1).

Bantuan dari Mega saat pemilihan presiden lalu bukan berarti selesai begitu saja. Ditegaskannya , Presiden Joko Widodo dengan segala hak prerogatifnya menunjuk calon Kapolri tidak berada di ruang yang hampa politik.

"Sesudah itu kan Ibu Mega ada keperluan. Soal Pak Budi ini, dia bekas ajudannya Ibu Mega. Dia (Mega) akan usahakan orang yang baik di mata dia untuk mendapat kedudukan di pemerintahan Jokowi," ujar Salim. (ald/rmo/jpnn)


JAKARTA - Pengamat politik dan militer, Salim Said mengatakan peradaban politik di Indonesia belum melihat partai politik sebagai lembaga politik


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News