Bulu Kemaluan Sebaiknya Dicabut atau Dicukur? Cara Afdal Lebih Menyakitkan

Bulu Kemaluan Sebaiknya Dicabut atau Dicukur? Cara Afdal Lebih Menyakitkan
Bulu kemaluan sebaiknya dicukur atau dicabut? (Ilustrasi). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Tidak hanya menganggu kenyamanan, bulu kemaluan yang jarang dicukur dan dibiarkan memanjang bisa menjadi sarang bakteri

Bahkan, Rasulullah SAW mengkategorikan mencukur bulu kemaluan ke dalam salah satu sunnah fitrah. Lalu apakah pria dan wanita sama cara mencukur bulu kemaluannya?

Berdasarkan rekomendasi pencukuran bulu kemaluan dalam kitab Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Khathib, cara itu diperuntukkan bagi laki-laki.

Sedang untuk perempuan sebaiknya atau yang afdal adalah dengan cara mencabutnya.

Salah satu hikmahnya adalah menurut para ulama mencabut bulu kemaluan itu bisa mengendalikan syahwat, sedang mencukurnya itu bisa menguatkannya.

Berbeda dengan argumen para ulama, yang dikemukakan oleh Madzhab Maliki. Dia menyatakan bahwa mencabut bulu kemaluan (bagi perempuan) itu bisa melembutkan kemaluannya.

Artinya: Yang paling afdal bagi laki-laki adalah mencukur bulu kemaluan, sedangkan bagi perempuan adalah mencabutnya. Para ulama berkata tentang hikmahnya, ‘Bahwa mencabut bulu kemaluan itu bisa mengendalikan syahwat, sedang mencukurnya itu bisa menguatkan syahwat. Berbeda dengan ulama dari kalangan Madzhab Maliki, mereka menyatakan; ‘Karena mencabut bulu kemaluan (bagi perempuan) itu bisa melembutkan kemaluannya.

(Lihat Sulaiman Al-Bujairimi, Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Khathib, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah, cet ke-1, 1417 H/1996 M, juz I, halaman 337).

Rupanya ada perbedaan cara laki-laki dan perempuan terkait mencukur bulu kemaluan. Simak selengkapnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News