Bupati Boyolali Mestinya Introspeksi, bukan Maki Prabowo

Bupati Boyolali Mestinya Introspeksi, bukan Maki Prabowo
Prabowo Subianto. Foto: Instagram prabowo

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono heran mengapa Bupati Boyolali Seno Samodro begitu marah dengan candaan Calon Presiden Prabowo Subianto soal tampang Boyolali yang tidak bisa masuk mal dan hotel mewah di Jakarta.

Apalagi candaan itu dilontarkan Prabowo, orang asli Banyumas yang punya sifat asli jika bicara apa adanya sesuai fakta.

Namun hal itu direspons emosional oleh Seno dengan menggerakkan kepala desa dan lurah untuk memprotes candaan Prabowo. Serta memaki mantan Danjen Kopassus tersebut.

"Saya jadi bingung. Harusnya jangan gede emosinya. Mesti introspeksi, apa iya rakyat di Boyolali memang sudah merata kesejahteraannya. Jangan-jangan yang pada kaya raya di Boyolali hanya orang-orang tertentu saja," ucap Arief kepada JPNN, Selasa (6/11).

Arief tidak habis pikir lagi kenapa seorang Bupati Seno sampai melontarkan makian dengan mengatakan Prabowo as* (nama binatang).

Dia mengingatkan bahwa candaan Prabowo didasari fakta bahwa angka kemiskinan di daerah yang dipimpin bupati dari kader PDI Perjuangan itu masih tinggi.

"Bagaimana mau dikatakan masyarakat Boyolali itu sudah sejahtera, angka kemiskinan saja masih di atas 12 persen lebih, dan menjadi kabupaten nomor lima termiskin se Solo Raya, atau urutan 11 se-Jawa Tengah," tutur Arief.

Karena itu pihaknya menyarakan agar Seno tak perlu emosional dalam merespons candaan Prabowo yang juga ketua umum Gerindra.(fat/jpnn)

Candaan Prabowo soal tampang Boyolali didasari fakta bahwa angka kemiskinan di daerah yang dipimpin bupati dari kader PDI Perjuangan itu masih tinggi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News