Burung Hantu Menyelamatkan Panen Padi di Desa Sumber Harjo
Wereng dan ulat bisa dibasmi dengan racun nabati, tetapi tikus sangat merepotkan.
Para petani kemudian bermusyawarah dengan perwakilan pemerintah daerah dan Balai Penyuluh Pertanian untuk mencari solusi yang tepat.
Setelah sejumlah predator tikus ditawarkan sebagai solusi, akhirnya mengerucut pada burung hantu.
Opsi penggunaan burung hantu Serak Sulawesi (Tyto rosenbergii) muncul dari usulan Kepala Desa Sumber Harjo Baron Hermanto.
"Di Demak, Jawa Tengah, ternyata ada komunitas petani yang menggunakan burung hantu sebagai predator tikus, dan kepala desanya menjadi pionir," kata Baron.
Dia kemudian melayangkan surat kepada manajemen JOB Pertamina-Medco E & P Tomori Sulawesi untuk membantu membuat temlat karantina dan rumah burung hantu.
Usulan Baron disambut baik JOB Pertamina-Medco E & P Tomori Sulawesi.
Tempat karantina bertujuan untuk merawat dan mengobati burung hantu yang sakit atau merawat anak burung hantu yang ditelantarkan sang induk.
Penerbitan peraturan desa dalam melindungi burung hantu dari perburuan berhasil menyelamatkan padi petani di Desa Sumber Harjo, Sulteng
- IHC Kerahkan Tim Medis Terbaik untuk Dukung Kelancaran World Water Forum di Bali
- Jelang WWF 2024, Pertamina Patra Niaga Memastikan Pasokan Energi di Bali Aman
- Dirut Pertamina Beberkan Strategi Jaga Ketahanan Energi dan Kelestarian Lingkungan
- Tinjau Progres Pembangunan BIH, Erick Thohir: Indonesia Siap Bersaing
- Sukses Perluas Akses Energi, Pertamina Raih 3 Penghargaan
- Teken MoU, Pertamina dan JCCP Siap Berkolaborasi Hadapi Tantangan Transisi Energi