Bus PMH Seruduk Masjid, Dua Penumpang Tewas, Ini Fotonya...

Bus PMH Seruduk Masjid, Dua Penumpang Tewas, Ini Fotonya...
Kondisi bus PMH yang menabrak Masjid Nurul Yaqin Dusun Asam jawa Desa Asam jawa Kec. Torgamba, Kamis (8/9). Foto: pojoksatu/jpg

jpnn.com - LABUSEL - Kecelakaan maut terjadi di Dusun Asam Jawa, Desa Aekbatu, Kecamatan Torgamba, Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara, Kamis (8/9) subuh.

Bus PMH Nopol BK 7639 LT menghantam sebuah masjid usai bersenggolan dengan truk colt diesel BK 8312 SH pengangkut sayuran. Akibat insiden tersebut dua penumpang bus tewas dan tujuh korban lainnya mengalami luka-luka.

Seperti diberitakan Pojoksatu (Jawa Pos Group), hari ini (9/9), kecelakaan itu terjadi sekira pukul 04.20 WIB. Subuh itu bus PMH melaju dari arah Pekanbaru menuju ke Medan.

Setibanya di Jalinsum Medan-Pekan Baru kilometer 346-347 desa itu, bus bersenggolan dengan truk lalu menghantam sebuah masjid di sana. Jamuda Simanjuntak (65) dan Kelvin Afandi (4) tewas di lokasi kejadian dengan kondisi tubuh yang mengenaskan.   Sementara, Sukani (43) warga Desa Sei Keranji, Kecamatan Singingi, Kabupaten Kuantan Singging, Riau, mengalami luka berat dengan kondisi dada sebelah kanan tertusuk. Korban langsung dilarikan ke RSUD Rantauprapat.

Selanjutnya, enam korban luka ringan lainnya antara lain, Nurma boru Situmorang (52) warga Pananggaran Dua Kecamatan Nainggolan, Samosir yang mengalami patah tertutup pada pergelangan tangan kiri, luka robek telapak kaki kiri dan luka robek di pipi kiri.

Selanjutnya Ngatiem (42) warga Desa Sei Keranji, Kecamatan Singingi, Kabupaten Kuantan Singging, Anisa Dwi Ramadani (23) warga Dusun Kampung Bangun Desa Pekan Tolan, Labusel.

Kemudian, Karlina (25), warga Desa Sei Paku, Kecamatan Lipat Kain, Kabupaten Kampar Kiri; Jambri Parlindungan (40), warga Desa Petai Baru, Kecamatan Singingi, Kuansing; dan, Arkana Bin­tang Hutabarat (8 bulan), war­ga Desa Sei Paku Kecamatan Lipat Kain, Kam­par Kiri.

Terkait kerusakan Masjid Nurul Yaqin, Kepala Desa Asam Jawa, Ali Bor­kat Hasibuan kepada wartawan menerangkan, pihaknya beserta masyarakat telah memusyawarahkan kerusakan pagar maupun bangunan lainnya.

Untuk mengetahui kebutuhan akan perbaikan rumah ibadah itu disarankannya perlu diturunkan tim ahli. “Kita tidak tahu apa dampak kerusakan bangu­nan sehingga diperlukan ahli untuk menganalisanya,” pungkasnya. (MA/ray/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News