Butuh 60 Tahun Merehabilitasi Lahan Kritis di Indonesia

Butuh 60 Tahun Merehabilitasi Lahan Kritis di Indonesia
Lahan pertanian. Foto: Humas Kementan

Sementara itu, kemampuan rehabilitasi lahan mangrove itu hanya 1.000 ha per tahun, belum lahan basah yang gambut.

Demikian pula kondisi perluasan lahan pertanian subsisten yang mengakibatkan lahan pertanian meningkat 18,7 persen, dan menurunnya bahan organik tanah serta 80 persen lahan pertanian mengalami erosi.

Perluasan produksi minyak sawit, kayu lapis serta industri pulp-kertas, menurut dia juga turut menyumbang terjadinya degradasi lahan.

"Belum lagi adanya dinamika penggunaan lahan berupa perubahan fungsi lahan prima menjadi lahan kritis dan lahan rusak," kata dia.

Akibat degradasi lahan tersebut, kata dia, berbagai isu harus dihadapi di antaranya musim kemarau panjang atau kekeringan, minimnya peresapan air ke dalam tanah dan kekurangan sumber daya air.

Berbagai upaya yang saat ini sedang dilakukan mulai dari pembuatan hujan buatan, pembuatan sumur resapan, menghidupkan mata air dengan kegiatan penanaman di sekitar sumber mata air dan lainnya.

Handoyo menyatakan rencana aksi nasional berupa pengurangan degradasi lahan guna mendukung ketahanan pangan telah dilakukan dengan mendorong peningkatan kesadaran dan pendidikan terutama untuk kalangan generasi muda. (antara/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

Menurut Plt Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung KLHK butuh puluhan tahun untuk pemulihan lahan kritis di Indonesia.


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News