Butuh Dukungan Lebih Untuk Tingkatkan Minat Belajar Bahasa Indonesia di Australia

Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia - Australia sudah digagas sejak dua tahun lalu dan rencananya akan ditandatangai dalam waktu dekat.
Setelah beberapa kali penundaan, perjanjian tersebut rencananya akan ditandatangani tanggal 14 November mendatang dalam pertemuan ASEAN di Singapura.
Namun ada kemungkinan perjanjian tersebut kembali tertunda setelah pemerintah Indonesia menyatakan keberatannya, jika Australia akan memindahkan Kedutaan Besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Dosen bahasa dan akademis kajian Indonesia di Monash University, Yacinta Kurniasih menyambut segera ditandatanganinya perjanjian tersebut, meski menurutnya ada faktor yang dilupakan yakni budaya.
"Australia selalu sangat antusias dalam menjalin hubungan kerjasama politik dan ekonomi, tapi dari sisi hubungan budaya dan bahasa, Indonesia belumlah diuntungkan," ujar Yacinta kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.

Menurutnya, pernyataan pentingnya Indonesia bagi Australia sudah menjadi retorika lama, namun masih kurang dalam penerapannya.
"Terutama bagi para politisi dan pengambil kebijakan di Australia, kita mendengar dukungan mereka kepada sekolah-sekolah masih sangat kurang, bahkan ada yang membiarkan program bahasa Indonesia ditutup," kata Yacinta.
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas