Cak Imin: Alquran dan Pancasila Perkuat Nilai Kemanusiaan

Cak Imin: Alquran dan Pancasila Perkuat Nilai Kemanusiaan
acara Peringatan Nuzulul Quran dan Hari Lahir Pancasila bertema Alquran Suci, Pancasila Sakti yang diadakan Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, di Jalan Kramat Raya 65A, Jakarta Pusat, Sabtu (2/6). Foto: GP Ansor

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan, hubungan antara Pancasila dan agama sangat kuat.

“Hubungan agama dan Pancasila adalah hubungan kuat, bukan saling mempertentangkan. Nilai Pancasila itu digali dari nilai yang terkubur. Ketika diproyeksikan dengan Alquran nggak ada yang salah,” ujar Moeldoko.

Menurut Moeldoko, nilai-nilai di dalam Pancasila dapat dipahami dalam tiga tataran, yakni nilai filosofis, nilai instrumentalia, dan nilai pragmatis.

Sebagai nilai instrumentalia, sambung Moeldoko, Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku dalam negara hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Pancasila dijadikan rujukan untuk membuat konstitusi dan aturan-aturan hukum di bawahnya," terang pria kelahiran Kediri itu.

Moeldoko menyadari belakangan ini relevansi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mulai diusik dan dipertanyakan.

"Masih validkah Pancasila itu? Pancasila tentu saja masih valid dalam berbagai dinamika sosial, dinamika politik, dan dinamika persaingan global. Kita tidak perlu khawatir. Pancasila adalah ideologi yang terbuka, ideologi yang dinamis," imbuh Moeldoko.

"Bagaimana mengejawantahkan? Itu bisa disesuaikan dengan perkembangan lingkungan. Karena sifatnya yang terbuka, diskursus tentang hal itu pasti akan terjadi. Silakan mendiskursuskan Pancasila. Syaratnya, kuatkanlah ideologi kita terlebih dahulu. Kalau tidak kuat, justru kita bisa dimakan atau termakan," lanjut Moeldoko.

Muhaimin Iskandar mengatakan, Nuzulul Quran dan Hari Lahir Pancasila memperkuat kekuatan nilai kemanusiaan yang menjadi milik bangsa Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News