Calon Menang, Bisa Kantongi Sampai Rp 150 Juta Plus ke Kelab Malam
"Saya tidak berani sebut nama calonnya. Yang pasti itu sudah satu paket, sampai wakil ketua umum dan 12 Exco yang lainnya," tegas lelaki yang meminta namanya tak disebut.
Mengapa sampai sebesar itu? Sumber tersebut menjelaskan, jika prestis PSSI dan prospek yang dihasilkan oleh PSSI ke depan cukup besar.
"Sudah bukan rahasia, kalau mau jual hak siar Timnas, dapatnya besar. Belum lagi pengaruh dari Ketum PSSI, prestisnya, mau jualan politik juga bisa. Karena anggotanya banyak," tegas dia.
Jika ingin mudah terkenal, via PSSI juga tak sulit. Sebab, olahraga sepak bola adalah yang terpopuler di negeri ini. Karena itu, sumber tersebut membocorkan jika salah satu calon wakil ketua umum (waketum) ada yang berani memberi sampai Rp 60 juta untuk beberapa suara.
Meski demikian, dia menilai perputaran uang di kongres kali ini, tak sebesar kongres sebelumnya.
"Kalau dulu, bukan cuma segitu (Rp 150 juta), bisa dapat dua sampai tiga kali lipat kalau bisa dapat ngecer. Sekarang kan paketan karena persaingan nggak sengit. Sudah kebaca siapa yang jadi setelah Joko Driyono mundur," tandasnya.
Selain uang, voter tersebut mengakui juga ada servis lain yang disiapkan untuk para pemilik suara oleh calon Ketum. Mereka menyebutnya sebagai entertain.
"Sudah tahu semua, ada yang sampai dibawa ke kelab malam. Bahkan ada yang eksekusi uang setelah pemilihan itu di kelab malam," paparnya.
Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI 2015 telah selesai digelar 18 April lalu. Namun, ada cerita menarik yang sempat dilontarkan beberapa voter dalam kongres
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor