Calon Tunggal di Pilpres 2019 Lebih Mungkin daripada 3 Poros

Calon Tunggal di Pilpres 2019 Lebih Mungkin daripada 3 Poros
Ketua DPP PAN Yandri Susanto (berkacamata) dan Wasekjen PAN Soemarsono. Foto: Hendra Eka/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengatakan, poros ketiga di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sulit terwujud. Menurut dia, andai satu saja partai politik yang sekarang belum memutuskan sosok calon presiden tiba-tiba ikut mengusung Joko Widodo (Jokowi), maka poros ketiga tidak akan pernah ada.

Dalam prediksi Yandri, hanya akan ada dua poros koalisi dalam Pilpres 2019, yakni kubu pengusung Prabowo Subianto dan Jokowi. “Poros ketiga berat. Satu saja lari ke Jokowi, tidak ada lagi poros ketiga,” kata Yandri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (12/3).

Bahkan, sambung Yandri, bukan tidak mungkin hanya ada calon tunggal di Pilpres 2019. Menurutnya, kalau ada lagi partai politik pemilik kursi di DPR memutuskan mendukung Jokowi maka akan sulit bagi Prabowo untuk memenuhi presidential threshold 20 persen.

“Karena hampir sebagian besar atau 80 persen ke Pak Jokowi, ya (bisa) calon tunggal namanya. Tapi, sebaiknya tidak calon tunggal,” katanya.

Legislator di Komisi II DPR itu menegaskan, PAN siap jika ketua umumnya, Zulkifli Hasan digandeng oleh Prabowo Subianto untuk berduet di Pilpres 2019. “PAN siap saja, dan kami deklarasikan,” tegasnya.

Namun, kata Yandri, ide Prabowo-Zulkifli itu masih sebatas pendapatnya pribadi. Menurut dia, belum ada pembicaraan resmi antara PAN dan Partai Gerindra untuk menduetkan Prabowo dengan Zulkifli.

Yang jelas, kata Yandri, jika PAN dan Partai Gerindra bergabung maka sudah bisa memenuhi presidential threshold. “Kalau mereka  berdua maju bagus juga, Prabowo-ZH,” katanya.(boy/jpnn)
             


Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengatakan, poros ketiga dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sulit terwujud.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News