Candi Muara Takus, Jejak Kerajaan Sriwijaya di Provinsi Riau

Candi Muara Takus, Jejak Kerajaan Sriwijaya di Provinsi Riau
Candi Muara Takus, Jejak Kerajaan Sriwijaya di Provinsi Riau


Kawasan asli candi ini sebetulnya cukup luas, yakni mencapai 4 kilometer persegi. Bahkan sampai di pinggiran Danau PLTA yang terletak tidak jauh dari candi. Sisi danau di kawasan ini juga menjadi lokasi berkunjung bagi wisatawan. Pohon-pohon di sekitarnya yang teduh dan semilir angin di pinggiran danau, membuat pengunjung betah berlama-lama di sini. Paling tidak, mereka menghabiskan sebagian waktu untuk berfoto-foto di sini.


Danau ini dibangun tahun 1992. Waktu itu, Tokyo Elektric Power Limited melakukan proyek Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Desa Koto Panjang, Kecamatan Tigabelas Koto Kampar. Program kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Jepang itu berupa pembuatan bendungan. Awalnya, air Sungai Kampar Kanan akan dinaikkan hingga 100 meter sehingga bisa menghasilkan 140 megawatt. Hal ini sempat diributkan banyak kalangan. Air setinggi itu dipastikan menenggelamkan gugusan candi, maka diturunkan lagi menjadi 85 meter.


Gugusan Candi Muara Takus memang terselamatkan, tetapi penggalan kisahnya kini juga berada di bawah permukaan air danau. Secuil kisah itu ada di Desa Pongkai, desa dimana tanah liat bahan candi diambil. Bekas-bekas lubang galian tanah di desa yang berjarak sekitar 8 kilo meter di sebelah hilir kompleks Candi Muara Takus ini musnah tenggelam. ‘’Ada delapan desa yang tenggelam, tapi semua sudah dipindahkan. Di sini dulu kawasan pasar,’’ kata Datok Ramli bergelar Rajo Datok Tigo Balai.


Di sisi lain, juga tidak jauh dari candi, terdapat bangunan kecil yang terbuat dari batu-bata yang sama yang digunakan untuk membuat candi. Sudah pasti bangunan ini merupakan bagian dari bangunan candi. Sekitar 20 meter ke arah pinggir sungai, terdapat dermaga. Tidak jauh dari dermaga ini terdapat sumur larangan. Sumur yang juga menjadi bagian dari bangunan candi.


Karena air danau yang tinggi, sumur ini sempat hilang. Warga tempatan kemudian mencarinya dan kembali menemukan sumur itu. Tidak ingin kehilangan lagi, warga kemudian mengubah bentuk sumur ini menjadi sumur cincin. Sumur inipun tidak terlihat jelas, padahal, banyak kisah dan sejarah di dalamnya.


Mengapa kawasan candi ini diyakini masyarakat setempat seluas 4 kilo meter, karena kawasan ini memang dipagar dengan tanggul kuno. Tanggul ini dibuat keliling. Sisa tanggul kuno itu masih terlihat. Tidak jauh dari dermaga. Cukup dengan berjalan kaki saja. Di kawasan sisa tanggul kuno inilah dulu yang menjadi tempat pembuatan dan pembakaran batu-bata untuk membuat candi itu. Tapi kawasan ini juga sudah tenggelam oleh Danau PLTA.

 

Hujan bukan halangan bagi Gubernur Riau H Annas Ma'amun untuk meninjau Objeck Wisata Candi Muara Takus Kabupaten Kampar. Ketertarikan Annas pada objeck wisata Candi Muara Takus bukan hanya sekedar nilai sejarahnya namun juga dari segi nuansa alamnya yang indah, tampak dikelilingi oleh Bukit Barisan yang bejejer serta terdapat danau di sekitar lokasi candi.

CANDI Muara Takus merupakan cagar budaya nasional Indonesia. Terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan Tigabelas Koto Kampar, Kabupaten Kampar. Tempat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News